Palembang, jurnalsumatra.com – Saat ini di muka bumi ada dua hari peringatan yang terkait dengan buku. Pertama peringatan Hari Buku Sedunia (World Book Day) dikenal pula dengan Hari Buku dan Hak Cipta Sedunia atau Hari Buku Internasional setiap tanggal 23 April. Kedua Hari Buku Nasional (Harbuknas) yang diperingati pada tanggal 17 Mei.
Kini pada 2022 akan dideklarasikan Hari Buku Palembang yang ditetapkan dan diperingati setiap 21 Agustus. “Palembang akan memiliki peringatakan Hari Buku pada 21 Agustus setiap tahun. Ini akan dideklarasikan bersamaan dengan Pekan Pustaka Palembang IV yang akan berlangsung 21 – 27 Agustus 2022. Hal tersebut terungkap dalam Musyawarah Literasi , Minggu (21/8) di Kape Panche Hub di Jalan Rambutan, 30 Ilir, Palembang.
Hadir Sultan Palembang Darussalam, Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama R.M.Fauwaz Diradja,S.H.M.Kn, budayawan Sumsel Vebri Al Lintani, Duta Baca Sumatera Selatan Dr Firman Freaddy Busroh SH Mhum dan Staf Ahli Walikota Bidang Pemberdayaan Sosial dan Masyarakat Zanariah , Ahmad Subhan pegiat literasi, sejarawan Sumsel Kemas Ari Panji, dan para undangan.
Sultan Palembang Darussalam, Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama R.M.Fauwaz Diradja,S.H.M.Kn sepakat apapun namanya tanggal 21 Agustus harus dijadikan hari bersejarah apapun namanya.
“ Tapi inilah hari dimana kita sebagai intelektual-intelektual daripada Sumsel, Palembang hingga nusantara dimana cahayanya dari Palembang dengan memaanfaatkan 21 Agustus ini sebagai hari literasi ataupun buku yang akan kita sepakati, kalau kita semua sepakat pasti jadi, “ katanya.
Duta Baca Sumatera Selatan Dr Firman Freaddy Busroh SH Mhum mendukung kalau 21 Agustus menjadi hari bersejarah bagi Palembang.
“ Harus jadi , jadi apakah hari buku atau hari pustaka atau hari percetakan, yang jelas tanggal 21 Agustus harus jadi , ini harus kita dukung bersama, bagaimana nanti mau kita kritisi dalam diskusi, FGD, ini nanti kita minta masukan, nanti kita diskusi lagi ,” kata Dr .H. Firman Freaddy Busroh, SH, M.Hum yang saat ini adalah Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Sumpah Pemuda (STIHPADA).
Firman mengaku siap memfasilitasi dengan mengundang para tokoh-tokoh adat dan sejarawan supaya nanti menghasilkan sesuatu yang dimiliki oleh masyarakat.
“ Jadi stekholder dan seluruh tokoh masyarakat dilibatkan, nanti ada semacam kajian dan hasilnya dibuat dalam bentuk tulisan dan hasilnya kita serahkan kepada pak Gubernur dan walikota , ini harus jadi ,” katanya,
Sedangkan budayawan Sumsel Vebri Al Lintani mengaku sepakat tanggal 21 Agustus sebagai hari buku atau hari pustaka, hari aksara atau hari literasi.
Komentar