oleh

Pesta Rakyat Dimuba Semakin Rapi & Kondusif

Muba, jurnalsumatra.com –  Perda tentang larangan pesta malam dan larangan host musik adalah salah satu  upaya dari Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) untuk memerangi peredaran narkotika diwilaya Bumi Serasan Sekate. Dikarenakan, pesta rakayat pada malam hari dan lantunan houst Musik dinilai sering disalahgunakan dan  dimanfaatkan oleh pelaku kriminal untuk menjajahkan barang haram jenis narkoba termasuk hal-hal negatif lainnya.

Dari pantauan, setelah PJ Bupati Muba Drs Apriyadi baru baru ini menurunkan surat edaran tentang larangan Host musik bagi warga Muba yang ingin menggelar hajatan dengan mendatangkan group musik, organ tunggal maupun Karauke diacara resepsi pernikahan/khitanan.

Programa hiburan pesta rakyat se-usai acara inti yang biasa disebut acara muda- mudi di Bumi Serasan Sekate itu, terlihat  rapi, aman dan kondusif.  Tidak terdengar lagi dentuman musik remix disertai dugem (joget) massal sambil geleng-geleng kepala yang dilakukan oknum masyarakat.

Tidak hanya itu, didalam tenda tampak tidak terlihat lagi jualan minuman keras dan minyak angin Cap Kapak. Semua ini terpantau saat wartawan Jurnal Sumatra.com menghadiri resepsi pesta pernikahan “Mey & Erik” warga Rimba Ukur  bertempat di dusun 4 Desa Rimba Ukur, Kecamatan Sekayu, Ahad (7/8/2022).

“Sebenarnya dengan dilarangnya  musik remik diacara resepsi/khitanan masyarakat, penyelenggara hajatan bisa diuntungkan. Kalau dipikir-pikir, Houst musik diacara pesta rakyat itu memang banyaklah negatif ketimbang positifnya. Karena selain dapat disalahgunakan oleh pengedar narkoba untuk menjajahkan barang haram tersebut, musik remix juga ada nilai kerugian bagi pemilik hahajatan karena banyak memakan waktu.

Houst musik itukan alunan lagunya panjang, banyak Variasi, bayangkan  satu lagu remix itu diperkirakan bisa mencapai tiga lagu dangdut,”Ujar Zulkarnain (59) salah satu toko masyarakat Desa Rimba Ukur, saat dibincangi Jurnal Sumatra com tadi siang.

Lanjutnya, apalagi pihak tuan rumah mendatangkan DJ Dugem yang biasanya digunakan orang untuk menghibur tamu di Diskotik maupun Club malam, itu sangat berpotensi merusak generasi.

“ itu acara nya mulai siang hingga sore hanya dugem (joget) sambil geleng-geleng yang dilakukan oknum masyarakat terutama para generasi, tidak ada lagi kesempatan tuan rumah maupun panitia untuk bernyanyi, disinilah sisi negatifnya untuk generasi dan letak kerugian bagi penyelenggara hajatan.”. Jelas Zulkarnain. (Rafik Elyas).

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed