Lahat, jurnalsumatra.com – Selain beredarnya Vidio kemacetan di Jalur One Way juga dinilai Dinas Perhubunga (Dishub) Kabupaten Lahat, terkesan Kangkangi Perintah Bupati Lahat. Untuk vidio yang menggeluhkan kemacetan Jalur One Way tersebut, datang dari Mahendra Reza Wijaya SH, dalam Vidio yang berdurasi 59 menit itu, dirinya mengoceh dan memintak rekan rekan media untuk dapat mengexspos kemacetan yang mengular di Jalur Satu Arah tersebut.
“Mane para wartawan di Lahat ini, jalan macet.!! Payo beritakah dulu. Karena, sebelum diresmikannya jalan Satu Arah ini walaupun menjelang Hari Raya besar tidak mengalami kemacetan,” ujar Mahendra dengan memvidiokan Jalur One Way lagi dalam kemacetan panjang, pada Kamis (21/04/2022).
Kemacetan yang terjadi, dijelaskan Mahendra, diduga dalam perencanaan Jalur Satu Arah sedikit tidak matang. Sehingga, terkesan memaksakan harus membuat Jalur One Way. “Seharusnya, kebijakan yang diambil harus lebih matang. Sekarang buktinya kemacetan yang terjadi di Jalur Satu Arah, dan terus terang semua yang saya sampaikan bukan kritikan ataupun tidak mendukung Pemerintah melainkan suatu masukan,” tegasnya.
Digodok dengan matang sebelum diresmikan ataupun dibuat aturan, karena menurut Ketua Perkumpulan Gerakan Kebangsaan (PGK) Kabupaten Lahat, dalam Vidio yang beredar tersebut, diakuinya, terlebih dahulu dilakukan Uji Petik terlebih dahulu. “Karena, tidak ada sejarahnya kemacetan panjang dan parah seperti saat ini. Namun, sejak diberlakukan Jalur One Way macetnya mintak ampun, dan sangat parah. Tolong, tolonglah rekan rekan media tolong dinaikkan berita,” keluh Mahendra dalam Vidio tersebut.
Untuk itu, Mahendra berharap kepada Pemerintah dapat mengembalikan jalur seperti dulu lagi. Mengapa, jalur awal sebelum diberlakukannya Jalan Satu Arah, biarpun hendak menjelang Hari Raya besar tidak pernah mengalami kemacetan parah seperti saat ini.
“Kalau seperti ini terus, artinya Jalur One Way tidak menjamin akan kemacetan yang terjadi seperti saat ini. Alangkah baiknya jalur tersebut, dikembalikan lagi seperti sediakala. Apalagi, dititik titik rawan macet tidak ada satupun petugas melakukan atau mengatur arus lalulintas, sehingga, kemacetan sangat parah sekali,” keluh Mahendra.
Hal senada juga diungkapkan Suyanto (41) seorang tukang ojek warga Talang Jawa mengaku, tidak ada pekerjaan lain. Sehingga, dirinya harus mencari rezeki melalui ojek guna menghidupkan kedua anaknya yang masih bersekolah. “Sejak diberlakukannya Jalur One Way ini, banyak kerugian kami tukang ojek, karena, jalur yang sebelumnya bisa mengantar penumpang lebih cepat, kini sedikit lama dan berlikuh sekali,” terangnya.
Komentar