oleh

Kemenperin pacu hilirisasi rumput laut tingkatkan pasar ekspor

Jakarta, jurnalsumatra.com – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berupaya memacu hilirisasi rumput laut agar semakin beragam produk turunannya dan memiliki nilai tambah besar, serta mendongkrak pangsa pasarnya baik di domestik maupun ekspor.

Dengan demikian diharapkan dapat memberikan dampak yang luas bagi perekonomian nasional dan kesejahteraan masyarakat, terutama para petani rumput laut.

“Kami punya tugas untuk terus menggenjot hilirisasi, supaya bahan baku dalam negeri kita semakin tinggi nilai tambahnya dengan berbagai produk turunan yang dihasilkan oleh industri pengolahannya. Melalui aktivitas industri ini, telah berkontribusi nyata terhadap penerimaan devisa dari ekspor produk jadinya,” kata Plt Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika melalui keterangannya yang diterima di Jakarta, Kamis.

Produk olahan rumput laut umumnya digunakan oleh industri pangan dan non-pangan. Dalam industri pangan, produk formulasi rumput laut digunakan sebagai bahan tambahan pangan pada bakso, nugget, sirup, es krim, yogurt, jus, dan jeli. Pada industri non-pangan, rumput laut dapat digunakan untuk produksi cat, tekstil, pasta gigi, kosmetik seperti lotion, sabun, dan sampo.

Produk olahan rumput laut juga telah digunakan di dalam industri farmasi, misalnya untuk pembuatan cangkang kapsul dan media agar. Bahkan, limbah dari hasil pengolahan rumput laut dalam bentuk padatan dan cairan, dapat pula dimanfaatkan lebih lanjut untuk bahan pupuk, media tanaman serta bata ringan.

Terkait upaya mendorong hilirisasi industri pengolahan rumput laut, beberapa waktu lalu Plt Dirjen Industri Agro beserta jajarannya mengunjungi PT Hydrocolloid Indonesia, Bogor, Jawa Barat. Perusahaan pengolahan rumput laut yang telah beroperasi sejak tahun 2012 ini hasil produksinya sebesar 80 persen untuk mengisi pasar ekspor, khususnya ke Jepang, Rusia, Amerika Serikat, Denmark, dan negara-negara Amerika Selatan.

“Artinya kita punya daya saing dan pasar ekspor olahan rumput laut ini masih menjanjikan. Apalagi, Indonesia punya potensi besar dengan ketersediaan bahan baku rumput lautnya,” ungkap Putu melalui keterangan tertulis.

Pada tahun 2020 produksi rumput laut kering sekitar 376 ribu ton, dengan penghasil utamanya berasal dari Provinsi Maluku, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Selatan.

“Sementara itu nilai ekspor dari industri pengolahan rumput laut di Indonesia sepanjang tahun 2020 mencapai 96,19 juta dolar dengan volume produksi sebesar 26.611 ton,” katanya.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed