Empat sertifikasi dimaksud, antara lain sertifikasi layak kerja kampus BTI, sertifikasi layak kerja dunia usaha saat melihat kelayakan kerja mahasiswa ketika training, sertifikasi BNSP yang berinduk di Jakarta, dan sertifikasi penanganan pangan langsung dari negara Australia.
Seseorang yang punya empat sertifikasi ini, kata dia, dapat melamar kerja di dalam hingga luar negeri. Tergantung minat atau kemauan lulusan itu sendiri, apakah ingin atau tidak bekerja ke luar negeri.
Lulusan BTI rata-rata sudah bekerja di berbagai kawasan pariwisata di Indonesia, terutama di Lagoi, Kabupaten Bintan.
“Beberapa di antaranya bekerja di luar negeri seperti Maldives, New Zealand, Bahrain hingga di kapal-kapal pesiar,” katanya.
Ia menambahkan jika pihaknya sejak delapan bulan lalu sudah menyurati Pendiri Yayasan BTI Ansar Ahmad, Dewan Pendidikan hingga ke Bupati Bintan menyangkut nasib kampus BTI tersebut.
“Tapi sepertinya tak ada respon. Kami hanya bisa pasrah, tak mungkin mahasiswa belajar di lapangan bola kalau gedungnya sudah tak ada lagi,” demikian Ruddy Firmansyah.(anjas)
Komentar