oleh

Kembalinya supremasi bulutangkis Indonesia

Jakarta, jurnalsumatra.com – Setelah 19 tahun lamanya Piala Thomas melanglang buana ke berbagai negara, akhirnya melalui kibasan raket Anthony Ginting dkk, simbol supremasi bulutangkis dunia itu kembali ke Tanah Air.

Jonathan Christie menjadi penentu kepulangan Piala Thomas ke Indonesia. Jojo -panggilan karib Jonathan Christie- yang turun sebagai pemain single kedua di partai ketiga final Piala Thomas  di Ceres Arena, Denmark menghentikan perlawanan tunggal putra Cina Li Shi Feng dalam rubber set dengan skor 21-14, 18-21, 21-14.

Kemenangan Jojo menutup laga final dengan skor telak 3-0 untuk Indonesia atas seterunya China. Di dua pertandingan sebelumnya, Anthony Sinisuka Ginting mengandaskan Lu Guangzu 18-21, 21-14, 21-16. Sementara ganda putra Fajar Alfian/M Rian Ardianto menang dua set langsung atas He Jiting/Zhou Haodong 21-12, 21-19.

Kembalinya Piala Thomas sudah lama dinantikan Indonesia yang terakhir memboyong gelar tersebut pada 2002. Capaian kali ini mengantarkan Indonesia menjadi negara yang paling sering merebut Piala Thomas yakni sebanyak 14 kali.

Indonesia pernah begitu dominan menguasai Piala Thomas, yakni pada kurun 1958-1964. Di tahun 1967, Indonesia pernah kehilangan Piala Thomas yang disabet negara tetangga Malaysia. Selang tiga tahun kemudian, hingga 1979, Piala Thomas betah berada du pangkuan Bumi Pertiwi.

Namun, setelah itu kehadiran China mengganggu dominasi Indonesia. Negeri tirai bambu mengakusisi Piala Thomas pada kurun 1982-1990,  meski Indonesia sempat mencuri piala itu di tahun 1984.

Pembenahan pembinaan yang dilakukan PBSI  membuat Indonesia kembali menunjukkan kejayaan di tahun 1994-2002, sebelum akhirnya harus merelakan kepergian Piala Thomas ke sejumlah negara, seperti Jepang dan Denmark.

Hadapi pemain muda China

Keberhasilan Fajar Alfian dkk. membawa pulang Piala Thomas, tentu berkat kerja keras, strategi tim pelatih, serta persiapan yang matang. Sukses misi itu dimuluskan dengan keputusan China yang menurunkan pemain muda menghadapi Indonesia.

China sebenarnya memiliki skuad andalan di sektor tunggal dan ganda putra. Meski kekuatan maksimal itu urung dilibatkan, nyatanya China hanya kehilangan dua laga sejak babak grup hingga semifinal Thomas Cup 2021.

Sejumlah nama yang absen di antaranya Chen Long di sektor tunggal putra, sementara di sektor ganda Li Junhui/Liu Yuchen juga absen dan Liu Cheng hanya datang sendiri sebab partner tetapnya Huang Kai Xiang tidak dilibatkan dalam starting list pemain.

Pemain top China yang juga absen membela China di Thomas Cup adalah Chen De Yue, Li Yinhui dan Feng Yanzhe.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed