Kediri, jurnalsumatra.com – Dinas Pendidikan Kota Kediri, Jawa Timur, menekankan pentingnya pendidikan inklusi dengan memberikan pelatihan pada guru yang mengajar siswa berkebutuhan khusus sehingga anak-anak tersebut bisa mendapatkan pendidikan yang sama seperti siswa reguler lainnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Kediri Siswanto mengemukakan pendidikan inklusi merupakan sistem penyelenggaraan pendidikan dengan pembelajaran yang ramah bagi semua peserta didik, baik reguler maupun anak berkebutuhan khusus.
“Sehingga sekolah tidak membeda-bedakan peserta didik, karena semua siswa berhak mendapatkan pelayanan pendidikan yang sama,” katanya di Kediri, Selasa.
Pihaknya juga mengadakan pelatihan bagi guru-guru yang mengajar siswa berkebutuhan khusus. Hal ini penting agar guru semakin mempunyai bekal untuk mengajar anak-anak tersebut.
Dari pelatihan ini, kata dia, para guru dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai penyelenggaraan pendidikan inklusi.
“Tujuan dari pelatihan ini, ke depannya dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi guru inklusif. Jika para guru ini memiliki tambahan ilmu, pastinya para siswa-siswa yang memiliki kebutuhan khusus ini akan merasakan dampak baiknya juga,” kata Siswanto.
Ia berharap, anak-anak yang belajar di sekolah berkebutuhan khusus juga semakin terlatih. Mereka mendapatkan pendidikan yang sama seperti anak-anak lainnya.
“Harapan kami setelah diklat ini berakhir, siswa-siswa yang memiliki kebutuhan khusus ini bisa mendapatkan pendidikan yang sama seperti siswa reguler lainnya. Dan pendidikan di Kota Kediri akan semakin baik ke depan,” ujar dia.
Dalam pelaksanaanya, ada 50 peserta yang berasal dari tenaga pengajar SD dan SMP di Kota Kediri. Mereka menerima materi yang diberikan dari tim Universitas Brawijaya, Malang.
Ketua Pelaksana Dosen Berkarya sekaligus Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya Malang Alies Poetri Lintangsari mengatakan dalam kegiatan tersebut pihaknya menerjunkan tujuh pemateri dari Fakultas Ilmu Budaya, Fakultas MIPA, Fakultas Psikologi, Prodi Pendidikan Bahasa Inggris, Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia dan Fakultas Sospol dan Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Brawijaya.
Ia mengatakan pelatihan berlangsung secara kombinasi, agar para peserta dapat menganalisis siswa disabilitas dengan konteks inklusi serta praktik yang dimulai dari simulasi berbagi pengalaman.
“Dalam mewujudkan pendidikan inklusi itu, ada banyak metode, di antaranya metode diferensiasi dan metode Universal Design Learning (UDL). Dua metode tersebut, yang identik dengan pendidikan inklusif,” kata dia.
Komentar