Sementara pada nomor ganda, ia dan Brigita hanya meraih satu kemenangan saat menghadapi pasangan Maluku Utara Chairunnisa Abd. Mutahlib/Sarah Daisy Theresia C. Rambitan.
Sementara itu, dalam perjalanannya meraih perunggu dari nomor tunggal putri, Gabriela memenangi tiga dari empat laga yang dijalaninya.
Salah satu kemenangan yang mengejutkan adalah ketika dia berhasil menjungkalkan unggulan teratas dari DKI Jakarta yang juga penghuni pelatnas, Ruseli Hartawan pada babak perempat final. Dalam duel yang berlangsung hampir satu jam itu, Gabreila menang usai melewati drama rubber game yang berakhir dengan skor 12-21, 21-14, 21-19.
Sayang, langkahnya harus terhenti pada babak semifinal usai ditumbangkan unggulan keempat dari Jawa Barat yang juga peraih emas tunggal putri PON Papua, Saifi Riska Nurhidayah.
Meski gagal melaju ke final, Gabriela patut bangga karena telah menggoreskan sejarah baru dalam olahraga bulu tangkis di Tanah papua.
Ia pun berharap capaian tersebut dapat menjadi suntikan semangat atlet-atlet muda serta pemerintah provinsi Papua untuk tidak melulu memperhatikan sepak bola, tetapi mulai melirik olahraga bulu tangkis, yang tak pernah absen membanggakan bangsa di ajang internasional.
Lebih jauh daripada itu, pemerintah provinsi setempat juga diharapkan dapat mulai serius dan konsisten dalam melakukan pembinaan atlet-atlet muda di Papua.
“Sebenarnya banyak pemain yang ingin menjadi atlet bulu tangkis, tetapi kurang dukungan saja dari pemerintah. Jadi anak-anak di sini lebih memilih untuk menjadi pesepak bola karena yang terkenal juga di Papua kan sepak bola,” kata Gabriela.
Sebetulnya sudah ada beberapa atlet asal Papua yang kini bergabung bersama pelatnas PBSI di Cipayung, Jakarta. Selain Asty Dwi Widyaningrum, ada pula Chico Aura Dwi Wardoyo dan Ester Nurumi Tri Wardoyo.
Dengan medali perunggu tunggal putri, Gabriela berharap dapat menyusul rekan-rekannya dipanggil bergabung ke Cipayung dan mengangkat prestasi bulu tangkis sektor tunggal putri Indonesia.
“Saya sangat berminat masuk pelatnas karena dari diri sendiri saya masih mempunyai semangat untuk maju terutama di sektor tunggal putri yang masih kurang. Jadi saya berharap apabila ada peluang, saya akan maskimal,” tuturnya.
Manfaatkan GOR Waringin
Selain raihan perunggu, Papua juga mempunyai fasilitas yang mendukung guna melahirkan talenta-talenta muda berprestasi.
Gedung Olahraga (GOR) Waringin yang terletak di pusat kota Jayapura memiliki empat lapangan bulu tangkis dan dapat menampung hingga 5.000 penonton.
Komentar