Sebutlah Abdullah Azwar Anas sebagai contoh. Eks ketua umum IPNU. Di sejumlah daerah, tidak sedikit anak-anak muda NU yang ambil peran-peran politik, kenegaraan, dan kemasyarakatan. NU Satu Abad akan berada di tangan mereka. Sudah ada sejumlah nama, di antaranya: Irsyad Yusuf (10 November 1970), Jazilul Fawaid (5 Desember 1971), Marwan Jafar (12 Maret 1971), dan Ahmad Fahrur Rozi (30 November 1971).
Kemudian Helmy Faishal Zaini (1 Agustus 1972), Muhammad Hanif Dhakiri (6 Juni 1972), Maman Imanul Haq (8 Desember 1972), Abdul Malik Haramain (3 Mei 1972), Juri Ardiantoro (6 April 1974), dan Abdul Ghafur Maemun (16 Maret 1973).
Abdullah Azwar Anas (6 Agustus 1973), Nusron Wahid (12 Oktober 1973), Nadirsyah Hosen (8 Desember 1973), Muhammad Yusuf Chudlori (9 Juli 1973), Abdul Kadir Karding (25 Maret 1973), M Romahurmuziy (10 September 1974), Yaqut Cholil Qoumas (4 Januari 1975), Asrorun Ni’am Sholeh (31 Mei 1976), dan
Abdul Ghofarrozin (31 Juli 1976).
Kader di bawah kelahiran 1970, sudah mulai mengintip. Yang paling terang adalah putra Mbah Kiai Maemun Zubaer, yakni Gus Taj Yasin Maimoen yang lahir pada 2 Juli 1983. Saat ini wakil gubernur Jawa Tengah.
Demi kelancaran, kemantapan kaderisasi dan generasi, ada baiknya generasi kelahiran 1960 menyatukan sikap. Menyadari sepenuhnya panggilan sejarah dan tanggung jawab generasi, demi tersiapkannya landasan generasi penerus menuju Satu Abad Nahdlatul Ulama.(anjas)
Komentar