Lahat, jurnalsumatra.com – PT Pertamina (Persero) harus bertanggungjawab atas kelangkaan elpiji ukuran 3 kilogram di Kabupaten Lahat. Karena, Pertamina diduga telah gagal mengantisipasi waktu perawatan rutin mesin pada Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji (SPPBE) PT. Indonas Telaga Biru (ITB) di Desa Tanjung Baru Kecamatan Merapi Barat, Kabupaten Lahat, Provinsi Sumsel.
“Oleh karenanya, adanya indikasi kelangkaan di wilayah Lahat, sehingga, kian meresahkan masyarakat diberbagai Kecamatan Kabupaten Lahat. Kami menurunkan Tim guna menelusuri pendistribusian mulai dari Pangkalan hingga, ke SPPBE,” tegas Ketua YLKI Lahat Raya, Sanderson Syafe’i ST SH, pada Minggu (03/10/2021) .
Pasalnya, diakui Sanderson, pihaknya juga menemukan titik permasalahan ada pada SPPBE ITB yang sejak hari Sabtu (02/10/2021) melakukan penghentian operasional akibat perawatan rutin keseluruhan mesin-mesin untuk pengisian elpiji melon di wilayah Lahat dan Pagar Alam. Akibat dari penghentian Operasional SPPBE ITB Tanjung Baru, sambung Sanderson, maka semua pengisian dialihkan ke SPPBE PT Pelita Sriwijaya Sejahtera di Kabupaten Muara Enim hingga beberapa hari kedepan.
Terkait dengan kelangkaan elpiji 3 kilogram di tingkat pangkalan, Sanderson mengungkapkan, proses pengisian yang membutuhkan waktu lama karena jarak tempuh dan harus antri dengan mendahulukan Agen diwilayah Muara Enim terlebih dahulu. “Yang jelas, Agen tersebut akan mendahului wilayah Muara Enim, serta kondisi mesin PT PSS juga mengalami keterbatasan tidak bisa bekerja maksimal, dikarenakan, lagi ada mengalami kerusakan,” tambahnya.
Untuk itu, diungkapkannya, pihak Pertamina dapat menjadwalkan secara rutin perawatan mesin dengan bergantian dengan tidak menghentikan keseluruhan Operasional SPPBE ITB Tanjung Baru. Yang menyebabkan, keresahan masyarakat diberbagai daerah di Kabupaten Lahat dan Pagar Alam. Tidak hanya itu, lebih mirisnya lagi dijelaskan Ketua YLKI Lahat Raya, pihak Pertamina tidak Transparan terhadap kejadian saat ini. Sehingga, memperburuk carut-marut kelangkaan gas elpiji dan harga tak terkendali.
Diharapkan Sanderson, Manajemen PT. Pertamina sudah seharusnya memanggil General Manager Marketing Operation Region (MOR) II Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) minta pertanggungjawabannya dan diberikan sanksi tegas. Terpisah, salah satu sumber yang dibincangi serta mintak namanya tidak ditulis mengatakan, bahwa memang benar kondisi mesin sedang dalam perawatan seluruhnya. Sedangkan, alat alat baru dikirim dari Jakarta pada hari Senin besok.
Komentar