oleh

Bupati Aceh Barat dorong santri kuasai teknologi dan bahasa asing

Meulaboh, jurnalsumatra.com – Bupati Aceh Barat Haji Ramli MS mendorong agar santri setempat mampu menguasai teknologi, bahasa asing dan politik agar mampu bersaing di tengah pesatnya pertumbuhan teknologi dan informasi, sehingga mampu membangun ekonomi melalui perangkat digital.

“Di tengah kondisi saat ini, selain menguasasi ilmu agama, santri harus mampu bersaing dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk penguasaan teknologi dan politik kebangsaan,” kata Bupati Ramli MS di Meulaboh, Rabu (29/9).

Penegasan tersebut ia sampaikan saat menghadiri penutupan Seleksi Qira’atil Kutub (SQK) di Aula Gedung B Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Aceh Barat.

Untuk mendukung hal tersebut, ia meminta kepada Dinas Pendidikan Dayah Kabupaten Aceh Barat, agar segera melengkapi fasilitas serta sarana untuk Pesantren/Dayah di daerah ini dengan perangkat komputer.

Sehingga para lulusan pesantren tradisional maupun pesantren moderen di Aceh Barat, mampu menguasai teknologi dan bahasa asing.

Menurutnya, santri harus mampu meningkatkan pengetahuannya terhadap perkembangan teknologi dan politik saat ini.

Dengan adanya pemahaman yang baik diharapkan calon pemimpin Bangsa kelak bisa berasal dari kalangan santri ujarnya.

“Sudah saatnya ulama dan santri memimpin bangsa, negeri ini harus diurus oleh orang-orang baik yang Pancasilais dan Agamais guna menjaga Bangsa Indonesia dari pengaruh luar yang dapat merusak ideologi dan akidah,” tegasnya.

Ramli MS mengatakan sebagai calon pemimpin, santri tidak boleh alergi dengan politik.

Menurutnya, santri harus menjadi pemimpin bangsa yang Pancasilais dan memegang teguh nilai-nilai agama Islam seperti yang selama ini dipelajari saat berada di pesantren.

Di tengah arus globalisasi saat ini, Ramli MS meminta kepada para santri agar terus membentengi diri sendiri dengan ilmu dan akhlak yang baik, dalam menghadapi pesatnya perkembangan zaman.

Dengan berkembangnya teknologi, banyak ideologi transaksional yang mulai masuk ke Indonesia yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila dan ajaran Islam dan tidak sesuai dengan paham Ahlul Sunnah Wal Jamaah, tuturnya.(anjas)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed