oleh

Memamerkan “Wolo Utiye” di “Kota Seni Rupa” Indonesia

Komunitas Tupalo menghadirkan 19 karya dari 17 seniman, yakni Akbar Abdullah, Arnol Ahmad, Halid Mustapa, Iwan Yusuf, Jaki Sore, Jamal M.A., Jemmy Malewa, Komang Wastra, Mohammad Rivai Katili, Pipin Idris, Riden Baruadi, Rio Kony, Rizal Misilu, Shandi Igirisa, Suleman Dangkua, Syam Terrajana, dan Yayat Dangkua.

Karya dalam berbagai bentuk itu, dapat dinikmati para pengunjung sejak 21 hingga 30 Juni 2021 di RuangDalam Art House.

Karya-karya tersebut, menggambarkan Gorontalo dalam berbagai dimensi.

Riden Baruadi misalnya, menyajikan paduan foto dan lukisan miliknya yang masih berada dalam satu isu yaitu kebakaran hutan.

Karya foto yang dipamerkannya di sebelah kiri berjudul kebakaran hutan, sedangkan di sebelah kanan terpampang lukisan miliknya berjudul “Sisa Kebakaran”.

Sebagai seorang yang menekuni fotografi, ia kerap mengabadikan Gorontalo dalam berbagai situasi.

“Dalam perjalanan, hampir selalu saya menemukan pembakaran hutan. Karya ini adalah bentuk kegelisahan dan kekhawatiran yang mendalam tentang berkurangnya oksigen di lingkungan kita,” ujarnya.

Tidak hanya lukisan, seniman Gorontalo juga memamerkan karya instalasi. Salah satu yang mencuri perhatian adalah karya Halid Mustafa.

Ia memajang potongan dan serpihan bangkai perahu dari Gorontalo di dinding sepanjang enam meter, kemudian memberinya judul “Roh Laut”

Serpihan itu dikumpulkannya di sepanjang pesisir pantai di Gorontalo serta Danau Limboto.

Karya berbeda lainnya dipamerkan oleh Arnold Ahmad, seorang “performer” yang menampilkan “video art” berdurasi delapan menit.

Video itu menceritakan keintiman manusia Gorontalo dengan laut. Dalam salah satu adegannya, Arnold mandi dengan menyiramkan aneka ikan di sekujur tubuhnya.

Seleksi

Karya-karya para seniman Tupalo tersebut telah melalui proses seleksi yang berlangsung ketat.

Tim kurator terdiri atas I Wayan Seriyoga Parta yang merupakan kurator, pendiri Gurat Institut, serta pengajar seni rupa Universitas Negeri Gorontalo, Gusmen Heriadi, pemilik RuangDalam Art House dan seniman, Awaluddin Ahmad, aktivis kebudayaan Gorontalo dan salah satu motor penggerak Komunitas Tupalo, juga ikut terlibat sebagai “co curator”.

Ketiganya memilih 17 seniman dengan ragam langgam, gagasan, dan medium dalam pameran tersebut.

Direktur RuangDalam Art House, Titik Suprihatin, mengatakan program “Luar Peta” sengaja digagas untuk mengakomodasi komunitas dan kelompok seni rupa yang mempunyai geliat dan gerakan di luar kota-kota yang lazim dikenal sebagai peta seni rupa nasional, seperti Yogyakarta, Bandung, dan Bali.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed