oleh

Transportasi dan kemiskinan masyarakat pedalaman Wondama

Di samping itu, banyak anak yang terpaksa tidak sekolah dalam waktu lama karena harus ikut orang tuanya berkebun atau berburu ke hutan. Kondisi ini juga dipicu ketidaktahuan para orang tua akan pentingnya pendidikan bagi anak-anak. Akibatnya sebagian besar anak usia sekolah di Inyora belum bisa membaca menulis dan berhitung dengan baik.

Sewaktu dikunjungi rombongan DPRD, sedikitnya ada 20 anak-anak Inyora yang ikut mendampingi orang tua mereka menerima kedatangan para wakil rakyat. Kepada rombongan DPRD, mereka mengaku sudah lama tidak sekolah karena sekolah libur.

“Anak-anak tidak sekolah karena tidak ada guru. katanya karena ada corona sehingga libur,” ujar Antonia salah satu tokoh perempuan setempat.

Aldo Uryo, seorang siswa SD Wombu, kepada media mengatakan dirinya belum bisa menulis dan membaca. Aldo sendiri ingin menjadi orang pintar.

Sayangnya, keinginan bocah 10 tahun itu terganjal layanan pendidikan yang buruk. Proses belajar mengajar sering tidak jalan karena berbagai kendala. “Pak guru tidak ada di sekolah jadi sekolah libur,” ucap Aldo sedikit malu-malu.

Harapkan bantuan

Kembali ke soal ketersediaan pangan, di hadapan rombongan DPRD, warga Inyora menuturkan bahwa pada tahun 2020 mereka mendapatkan bantuan paket bahan makanan dari pemerintah dari program jaringan pengaman sosial untuk warga terdampak pandemi virus corona. Namun, memasuki tahun 2021 bantuan serupa belum ada lagi.

Warga berharap bantuan berupa paket bahan makanan kembali dijalankan di tahun ini agar mereka bisa menikmati makan dengan sajian nasi dan bisa sarapan pagi sambil menyeruput teh maupun kopi.

“Tahun lalu ada bantuan beras, gula, kopi dari pemerintah. Setiap bulan itu ada. Tapi sekarang tahun 2021 kitong (kita orang) belum dapat lagi. Masyarakat mau bantuan seperti itu lagi karena kitong mau beli tidak ada uang,” ujar Metusalam Uryo.

Sementara itu, Kepala Suku Kampung Inyora Yunus Uryo berharap Pemkab Teluk Wondama membangunkan rumah singgah untuk mereka di kota Wasior.

Adanya rumah singgah di Wasior dipandang penting untuk menjadi tempat penampungan bagi warga pedalaman Naikere yang turun ke Wasior untuk berbelanja maupun melakukan urusan lainnya.Termasuk bisa menjadi pemondokan bagi pelajar kampung Inyora yang bersekolah di kota Wasior dan sekitarnya.

“Kita minta ada rumah singgah supaya masyarakat kalau turun di Wasior itu ada tempat tinggal sementara. Karena kalau mobil rusak atau kitong masih ada urusan nanti mau tinggal tidak ada tempat,” kata Yunus Uryo.

Wakil Ketua DPRD Selina Akwan selaku pimpinan rombongan reses menyatakan prihatin dengan kondisi masyarakat Kampung Inyora. Pihaknya akan mendorong agar Pemkab Teluk Wondama memberi perhatian lebih terhadap masyarakat di pedalaman Naikere.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed