oleh

BI paparkan cara percepat kolaborasi bank dengan fintech

Jakarta, jurnalsumatra.com – Bank Indonesia (BI) selaku otoritas sistem pembayaran di Indonesia memaparkan cara untuk mempercepat kolaborasi antara bank dengan perusahaan teknologi finansial atau fintech sehingga ekonomi digital di tanah air semakin berkembang.

“BI punya cara bagaimana kolaborasi itu bisa di-speed up, salah satunya ketika kita introducing Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2025. Ini rely dalam open banking khususnya di bidang payment sehingga kolaborasi bank dengan fintech menggunakan API bisa menjadi lebih cepat, termasuk kolaborasi fintech dengan non bank. Ini kalau sudah terstandardisasi akan memudahkan, efisiensi terjadi, percepatan hubungan itu makin tinggi,” kata Deputi Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Ricky Satria dalam diskusi daring di Jakarta, Kamis.

Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025 adalah arah kebijakan sistem pembayaran Bank Indonesia untuk menavigasi peran industri sistem pembayaran di era ekonomi dan keuangan digital. Blueprint berisi lima visi sistem pembayaran Indonesia 2025 yang dilaksanakan oleh lima kelompok kerja yaitu open banking, sistem pembayaran ritel, sistem pembayaran nilai besar dan infrastruktur pasar keuangan, data dan digitalisasi, dan reformasi regulasi, perizinan, dan pengawasan.

Menurut Ricky, BSPI mengakselerasi dan menjadikan semua Penyelenggara Jasa Sistem Pembayara atau PJSP mempunyai kesempatan yang sama masuk ke level digitalisasi di segmen ritel berbasis teknologi. Selain open banking, di sistem pembayaran ritel BI juga mendorong kolaborasi antara bank dan non bank melalui Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) yaitu standardisasi pembayaran menggunakan metode QR Code dari Bank Indonesia.

“Berikutnya kita kembangkan untuk terjadinya kolaborasi antara teman-teman bank dengan non bank itu adalah menggunakan QRIS, digital payment. Ini mobile. Kita memang rely on mobile yang banyak di generasi milenial yang cukup tinggi akselerasinya. Ini model kolaborasi yang kita dukung secara program nationwide bagi sektor keuangan baik bank maupun non bank,” ujar Ricky.

Per akhir Mei 2021, sudah terdapat sebanyak 7,39 juta merchant QRIS di seluruh indonesia hadir di 34 provinsi, 480 kota kabupaten, dan 85 persennya adalah UMKM, sehingga nanti memudahkan program pemerintah dalam rangka pemulihan ekonomi. BI juga sudah memberikan izin kepada 63 penyelenggara.

Dengan QRIS, ekosistem non bank menjadi terbuka dan bisa digunakan oleh nasabah bank, sementara ekosistem bank juga bisa digunakan oleh nasabah non bank.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed