oleh

Kerja Kolektif di OKI, Kelola Lahan Gambut Berkelanjutan

 

Kontribusi masing-masing pihak menurutnya akan menyesuaikan dengan program di organisasi perangkat daerah terkait maupun pihak swasta. Dalam penelusuran dan pengumpulan data program beserta anggaran, peran masing-masing pihak jelas tergambar.

 

Pembagian skema kerja itu terangnya antara lain melalui penguatan kelembagaan petani dalam pembukaan lahan pertanian tanpa bakar, pembentukan Kelompok Tani Pemadam Api (KTPA) dan lain-lain; penguatan kelembagaan Pemerintah Desa dan Kebijakan Desa. Seperti fasilitasi dan sosialiasi pemahaman anggaran desa yang akan mencantumkan pencegahan dan penanganan bencana.

 

Termasuk Karhutla serta Peraturan Desa yang memperkuat dalam pemakaian anggaran tersebut;

“Pihak lainnya, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dalam hal ini akan fokus pada sosialiasi pada kelompok masyarakat. Seperti  melalui selebaran atau sosialisasi tingkat desa/kelurahan tentang bahaya Karhutla dan pencegahannya” terangnya.

 

Sementara KPHP (Kesatuan Pengelola Hutan Produksi) di wilayah OKI mempunyai program penguatan kelembagaan Masyarakat Peduli Api (MPA) dan pelaksanaan patrol. Mereka akan melibatkan satuan tugas TNI, Kepolisian, Manggala Agni dan lainnya dalam bentuk Patroli Terpadu sedangkan BPBD sendiri memiliki berbagai program pencegahan.

 

Program tersebut antara lain sosialiasasi, penyusunan dokumen risiko rawan Karhutla dan tindakannya serta pendidikan dini terkait pencegahan dan penanganan Karhutla.

 

Melalui program ini Anton percaya kolaborasi yang optimal akan mewujudkan strategi yang berkelanjutan dalam menyelamatkan lingkungan.

 

Purun Produk Eco Fashion Segera Merambah Pasar Dunia. Bersama BRG serta didukung PT.Eco Fesyen Indonesia Pemkab OKI berupaya membantu pengembangan kerajinan purun pada lahan gambut khususny di Desa Pulau Geronggang, Kecamatan Pedamaran Timur.

 

“Selama ini purun yang banyak tumbuh di lahan gambut Desa Pulau Geronggang, hanya dijadikan masyarakat kerajinan tikar, padahal bisa dikembangkan menjadi aneka kerajinan lainnya dan produk fesyen yang memiliki nilai ekonomi tinggi,” kata Founder and CEO PT.Eco Fesyen Indonesia, Median Sefnat Sihombing.

 

Ia menjelaskan untuk membantu pengembangan kerajinan purun dan mendorong pengembangan usaha atau bisnis purun yang berkelanjutan, dibuat program inkubator Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM).

Program inkubator BRGM di Desa Pulau Geronggang, Kecamatan Pedamaran Timur itu didanai pemerintah Norwegia dan dikelola oleh United Nations Office for Project Services (UNOPS) serta dilaksanakan oleh PT.Eco Fesyen Indonesia (EFI).

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed