oleh

Anis Matta: Konflik Palestina-Israel dengan solusi dua negara

“Nah Umat Islam Indonesia itu anti Syiah, padahal Syiah di Iran paling konsisten membela Hamas anti Israel. Kita sangat dekat dengan Saudi, sementara Saudi itu bersahabat baik dengan Amerika dan juga Israel. Jadi, logika, emosi agama, logika ekonomi dan politik ini ternyata berbeda-beda. Bagi masyarakat awam kan tidak paham logika ini. Kita agak kacau kalau bicara antara politik dan teologi agama. Karena, secara politik, kalau alasan mereka karena agama, mestinya Arab Saudi investasinya paling besar ke Indonesia karena masyarakat Muslim paling banyak, tapi kita investasi nyatanya dari China yang bukan Islam,” katanya lagi.

Sedangkan Pengamat Politik Internasional Prof Imron Cotan menanggapi konflik Palestina-Israel dengan pendekatan multilateral.

Menurut dia, untuk menyelesaikan konflik dengan prinsip two-state solution dengan mengembalikan perbatasan Israel-Palestina ke tahun 1967 dan menetapkan Yerussalem sebagai ibu kota dari Palestina dan Israel, adalah solusi yang berkeadilan.

“Kita tidak bisa memaksakan kehendak karena di belakang Israel ada Amerika Serikat yang diharapkan jadi penengah konflik. Namun nyatanya tidak bisa, karena mereka sudah diikat dengan komitmen dukungan penuh terhadap Israel. Untuk menyelesaikan masalah memang diperlukan penengah yang jujur. Sampai saat ini belum ada. Mudah-mudahan Rusia sebagai penyeimbang bisa berperan, seperti yang terjadi di Syria, sehingga AS dan pendukungnya tidak bisa menjadikan Syria seperti Libya, Afghanistan, dan Irak,” ujar Imron.

Dia juga setuju kalau Indonesia bisa jadi penengah antara Hamas dan Fatah, sehingga bersatu melawan penjajahan Israel.

“Sebagai bagian masyarakat internasional yang bertanggung jawab, kita juga perlu memberikan bantuan solidaritas bagi Palestina. Karena Indonesia sebagai negara juga menerima bantuan internasional, salah satu yang terbesar di dunia. Jadi jangan ada pemikiran untuk tidak bantu-bantu Palestina, mengingat masyarakat kita masih kesusahan,” ujarnya lagi.(anjas)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed