Samarinda, jurnalsumatra.com – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur berkomitmen mewujudkan pembangunan ekonomi hijau yakni pelaksanaan program pembangunan tanpa merusak kelestarian alam.
Kepala DLH Kaltim Rafiddin Rizal di Samarinda Kamis mengatakan komitmen ini sejalan dengan momentum peringatan Hari Lingkungan Hidup (HLH) se Dunia yang diperingati pada 5 Juni mendatang.
Ia mengatakan konsep pembangunan yang akan dilaksanakan di Kaltim dilakukan dengan metode pembangunan ke wilayahan dengan pendekatan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan.
“Melalui visi Kaltim 2019-2023 yaitu Berani untuk Kaltim Berdaulat. Visi mengandung makna Pemerintah Provinsi Kaltim memiliki tekad dan keberanian menjalankan kewenangan secara otonom dalam mengatur dan mengelola potensi SDA-nya, untuk mewujudkan masyarakat Kaltim yang mandiri, berdaya saing dan sejahtera,” kata Rafiddin Rizal.
Rizal menjelaskan melalui misi ini sangat jelas bahwa pengembangan pembangunan di Kaltim di arahkan menuju tranformasi ekonomi berbasis energi tidak terbarukan menuju energi terbarukan dengan mewujudkan keseimbangan pilar ekonomi.
“Karena itu, momentum HLH se Dunia dengan puncak peringatan di Negara Pakistan, khususnya tahun ini menjadi semangat baru bagi Provinsi Kaltim untuk terus membangun ekonomi hijau,” imbuh Rizal.
Rizal menambahkan bahwa wilayah Provinsi Kaltim kaya akan ekosistem hutan dan tutupan hutan, selain sebagai salah satu SDA utamanya.
Ekosistem hutan juga merupakan paru-paru dunia yang harus dijaga, sebagai rumah besar bagi ribuan spesies flora dan fauna yang kaya akan sumber daya genetik dengan tipe ekosistem berlimpah.
Provinsi Kaltim tercatat memiliki lebih dari 3.000 jenis vegetasi, lebih dari 300 jenis burung yang hidup secara alami, memiliki lebih dari 200 jenis mamalia yang hidup alami, juga terdata lebih dari 100 jenis ampibi dan reftil yang hidup secara alami, termasuk jenis-jenis mamalia perairan.
“Melalui HLH, mari bersama wujudkan pembangunan ekonomi hijau di Benua Etam. Dengan menjaga lingkungan secara baik dan tidak merusak ekosistem,” jelasnya.(anjas)
Komentar