“Hari ini Selasa tanggal 25 Mei 2021 kami Pidkor Polres Lahat telah menyerahkan berkas dan terduga ES mantan Lurah Pasar Bawah dalam perkara dugaan korupsi Dana Kelurahan Tahun 2019 ke pihak Kejari Lahat. Dalam hal ini, kami telah menyelesaikan penyidikan dan dinyatakan sudah P21 (Berkas Lengkap),” ujar Kanit Pidkor Polres Lahat.
Ia menjelaskan, hasil dari pemeriksaan pihaknya bahwa terduga ES mantan Lurah Pasar Bawah Kecamatan Lahat ini, diduga telah merugikan keuangan Negara dari anggaran dana Kelurahan sebesar Rp.370 juta dibagi dua tahap yakni, tahap I 50 persen sebesar Rp.185 juta, diduga telah disunat oleh ES. Lalu, diakui Hendra Tri Siswanto, pihaknya melakukan koordinasi dengan Inspektorat Lahat agar Tahap II yang 50 persennya lagi atau senilai Rp.185 juta tidak diproses untuk pencairannya, demi menyelamatkan keuangan Negara.
Penyidik Pidkor Sareskrim Polres Lahat, BRIPKA Jimy menambahkan, setelah pihaknya melakukan penyidikan dan ada tanda-tanda kerugian Negara sebesar 184.050.000 rupiah, pihaknya langsung merekomendasikan kepada pihak Aparatur Pengawas Internal Pemerintah (APIP) dan Kecamatan Lahat untuk menghentikan pencairan dana Kelurahan di Tahap selanjutnya.
“Sebab dana Kelurahan anggaran tahun 2019 untuk Kelurahan Pasar Bawah sebesar Rp.300 juta dicairkan dengan cara dua tahap. Nah, untuk pencairan ditahap II kita minta kepada Tim APIP untuk dihentikan dahulu, selama proses hukum perkara tahap I belum selesai,” urai Jimy. Sebagai informasi, bahwa ES ini diduga telah terlibat kasus Dana Kelurahan Pasar Bawah pada tahun 2019 sebanyak 184.050.000 rupiah dari pagu anggaran yang seyogyanya digunakan untuk pembangunan Saluran Pembuangan Air Limbah (Spal) di pasar bawah sebesar 185.000.000 rupiah saat dirinya menjabat Lurah Pasar Bawah masa jabatan 2016-2020 lalu.
Dengan nada rasa penuh penyesalan dari pengakuan ES, dari dana Kelurahan yang diduga ditelannya itu, dipergunakan sebesar seratus juta rupiah untuk bisnis jual beli mata uang 100 ribu plastik yang ternyata ditipu oleh rekan bisnisnya. Kemudian untuk bisnis jual beli Aspal di wilayah bogor serta sisanya digunakan keperluan pribadinya.
“Saya menyesal sekali, tapi, harus bagaimana lagi, uang Negara tersebut telah habis saya gunakan untuk kepentingan atau keperluan Pribadi tanpa memikirkan dampak akibat dikemudian harinya,” kata ES. (Din)
Komentar