Jakarta, jurnalsumatra.com – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim meluncurkan program Kita Harus Belajar (KIHAJAR) 2021 untuk memberi ruang kemerdekaan bagi siswa dan guru dalam proses belajar.
KIHAJAR adalah wadah eksplorasi digital bagi siswa seluruh jenjang lewat pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) berbasis science, technology, engineering, and mathematics (STEM) untuk meningkatkan kemampuan literasi, numerasi, pendayagunaan TIK dan pendidikan karakter.
“Digitalisasi sekolah adalah salah satu prioritas kami dalam Merdeka Belajar agar anak-anak Indonesia bisa meningkatkan prestasinya dengan dukungan teknologi. KIHAJAR adalah salah satu program peningkatan kompetensi siswa dalam memanfaatkan teknologi,” kata Nadiem dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan bahwa bangsa Indonesia bangga karena pendidikan Indonesia dibangun dalam pemikiran yang maju, yaitu Merdeka dalam Belajar.
“Ini telah dicetuskan Ki Hajar Dewantara puluhan tahun lalu, dan tugas kita sekarang adalah bersama-sama mewujudkannya,” ucapnya.
Ia menyampaikan, program KIHAJAR terbuka bagi semua peserta didik dan guru semua jenjang seluruh Indonesia. Peminatnya dapat mengakses laman kihajar.kemdikbud.go.id dan mengikuti informasi terbaru melalui akun Instagram @tvedukasi_kemdikbud.
Disebutkan, program KIHAJAR yang pertama, yakni KIHAJAR STEM. Program ini memiliki tiga fase, yakni basic, intermediate, dan final.
Pendaftaran peserta KIHAJAR STEM dibuka pada Kamis, 20 Mei 2021, bersamaan dengan peluncuran KIHAJAR, dan akan ditutup pada 6 Agustus 2021.
Mendikbudristek menjelaskan, program KIHAJAR dikembangkan sejak 2006 dan dilanjutkan pada 2021 dengan tiga varian program.
Pertama, KIHAJAR STEM yang merupakan wadah eksplorasi bagi siswa SD, SMP, SMA, dan SMK, juga sekolah Indonesia luar negeri (SILN).
“Varian ini untuk meningkatkan berpikir kritis dan kreatif serta berkolaborasi menyelesaikan masalah berbasis STEM. Pembelajarannya berbasis proyek,” tutur Mendikbudristek.
Ia menyampaikan, salah satu inovasi yang diangkat pada kesempatan ini berasal dari bidang kesehatan yang dikembangkan oleh siswi SMAN 1 Godean, Yogyakarta. Perangkat berupa sensor hand sanitizer tanpa sentuh (SEHAT) ini diciptakan untuk membantu penanganan pandemi Covid-19.
“Dengan teknologi yang ada sekarang, kita harus makin kreatif dan kritis karena banyak peluang yang terbuka. Jangan sampai teknologi menurunkan minat belajar dan prestasi kita,” pesan Nadiem.
Komentar