Wisata Halal
Tak hanya wisata bahari, Aceh juga cocok menjadi destinasi wisata moslem friendly atau wisata halal, industri pariwisata yang menjadi tujuan wisatawan muslim dengan pelayanan merujuk pada aturan Islam.
Indonesia memiliki 55 juta populasi kelas menengah yang merupakan masyarakat muslim. Namun, sangat disayangkan karena wisata halal di Tanah Air masih minim digaungkan sehingga banyak memilih beriwisata ke luar negeri, salah satunya Turki.
Aceh memiliki potensi besar untuk menjadi destinasi wisata halal. Masjid Raya Baiturrahman di Banda Aceh dan spot-spot wisata halal lainnya tak kalah dengan Turki.
Wisatawan muslim ke Indonesia didominasi oleh Malaysia, Singapura. Tapi yang paling besar, potensi wisatawan muslim adalah dari Indonesia.
Masjid raya ini menjadi ikon pusat peradaban Islam. Kalau ada satu destinasi halal yang patut dikunjungi tentunya adalah di Masjid Raya Baiturrahman.
Contoh lain, Masjid Rahmatullah di pesisir Pantai Lampuuk, Lhoknga, Aceh Besar. Masjid yang tetap kokoh meski dihantam tsunami Aceh 2004 silam. Masjid itu berpotensi menjadi destinasi wisata berbasis sejarah, wisata religi.
Sandiaga menyebutkan pihaknya juga terus melakukan digitalisasi terhadap pemasaran produk kreatif di Aceh. Seperti yang telah dilakukan di Sumatera Utara yakni program Beli Kreatif Danau Toba yang telah membuahkan hasil.
“Alhamdulillah hasilnya meningkat 75 persen, UMKM yang kami dampingi, beli kreatif Danau Toba mendapat omzet kenaikan rata-rata 65 sampai 70 persen,” katanya.
Aceh juga memiliki potensi itu. Seperti Sabang, kombinasi antara desa wisata dan digitalisasi produk kreatif pelaku UMKM di Desa Wisata Aneuk Laot, Sabang menjadi modal pemulihan ekonomi.
Ini merupakan pola penyiapan desa wisata yang kami dorong agar desa wisata ini menjadi desa yang mandiri, membangkitkan ekonomi dan memulihkan lapangan kerja, khususnya di tengah pandemi.
Yang terpenting adalah mengangkat para perajin UMKM ini masuk ke dalam platform digital. Diharapkan UMKM ini punya toko-toko online dan mulai mendigitalisasi proses mereka dalam berusaha.
Hal yang sama juga dapat diterapkan pelaku UMKM di sentra pengrajin Desa Dayah Daboh, Aceh Besar. Kemenparekraf juga akan melakukan pendampingan mulai dari pembuatan, pengemasan dan pemasaran terhadap produk kreatifnya.
Beberapa produk yang sudah terkenal seperti peci meukutop bermotif gerbang khas Aceh yang sudah dipatenkan, kemudian, tas, syal dan beberapa produk lain dengan beragam motif khas Aceh lainnya.
Tidak ada yang bisa menebak kapan pandemi ini akan berakhir. Hampir semua sektor usaha terpuruk dibuatnya, terutama sektor parekraf yang menjadi tulang punggung sejumlah daerah di Indonesia.
Komentar