Surabaya, jurnalsumatra.com – Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur dr Herlin Ferliana mengimbau masyarakat mentaati larangan mudik dari pemerintah karena kasus COVID-19 seringkali naik pascalibur adanya libur panjang.
“Perlunya penerapan protokol kesehatan agar tetap dijalankan selama liburan. Sebab meskipun belum libur panjang mulai banyak pelanggaran protokol kesehatan, seperti kerumunan yang terlihat di pusat-pusat pembelanjaan,” ujarnya di Surabaya, Kamis malam..
Dia mencontohkan di 10 hari terakhir Ramadhan juga terlihat banyak kelonggaran protokol kesehatan, seperti tidak memakai masker saat ibadah, ada sahur bersama dan buka bersama.
Penerapan 5M, dikatakan Herlin, sangat penting meskipun sudah banyak dilakukan vaksin.
Karena, kata dr Herlin, belum diketahui seberapa efektivitas vaksin yang diberikan terhadap mutasi virus COVID-19 baru yang mulai ditemukan di Indonesia.
“Karena vaksin Sinovac dan Astrazeneca ini menggunakan strain virus dari Tiongkok, sementara mutasi ini ada dari India, Inggris, Amerika. Jadi untuk mengantisipasinya tetap butuh penerapan 5M,” ucap dia.
Terkait varian virus baru yang ditemukan pada OTG di Mojokerto, Herlin mengungkapkan warga tersebut tidak berpotensi menularkan virus.
Namun virus tersebut secara umum memiliki sifat penularan yang cepat dan tingkat kefatalannya tinggi.
“Varian B117 sebenarnya banyak ditemukan di berbagai negara, dan kebetulan yang kami temukan di Mojokerto ini yang tanpa gejala dan sehat,” katanya.
Selain itu, karena penerapan isolasi mandiri yang dilakukan warga Mojokerto tersebut usai pulang dari luar negeri sehingga dilakukan tracing, dan pemeriksaan semua orang yang berkontak erat negatif.
Terpisah, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyatakan bahwa pencegahan penyebaran mutasi juga membutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak.
“Ini penting, sebab meskipun virus COVID-19 telah bermutasi, namun pencegahannya tetap sama yaitu dengan patuhi protokol kesehatan,” tutur orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut.
Menurut Khofifah, upaya pencegahan mutasi masuk dan menyebar di Jatim membutuhkan kerja keras dari semua pihak, upaya karantina massal, genomic surveilance yang telah dilakukan tentunya masih sangat membutuhkan partisipasi masyarakat dengan patuh protokol kesehatan.
Pengetatan untuk mengantisipasi masuknya varian virus baru juga diiringi dengan vaksinasi masif yang terus dilakukan Pemprov Jatim.(anjas)
Komentar