Penggabungan dua BUMN ini akan menguasai bisnis perikanan dari hulu ke hilir mulai dari bisnis kepelabuhanan, penangkapan ikan, perdagangan ikan, budi daya hingga wisata perikanan.
Proses merger Perindo dan Perinus merupakan satu dari tiga merger BUMN pangan yang akan dijalankan sebagai bagian proses pembentukan holding BUMN klaster pangan.
Peraturan Pemerintah (PP) mengenai holding BUMN klaster pangan tersebut diharapkan sudah terbit pada kuartal III tahun ini. Terdapat delapan BUMN yang akan bergabung ke dalam klaster pangan dalam rangka persiapan sebagai holding. Delapan BUMN tersebut adalah Sang Hyang Seri, Pertani, PT Perikanan Nusantara, Perum Perikanan Indonesia, Berdikari, PT Garam, PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), dan BGR Logistics.
Membangun rantai pasok dingin
Tugas lain yang dihadapi oleh Dirut baru Perinus Sigit Muhartono adalah pembangunan rantai pasok dingin atau cold chain yang merupakan fokus merger Perindo dan Perinus, sebagaimana arahan dari Menteri BUMN Erick Thohir.
Erick mengatakan bahwa Kementerian BUMN sedang melihat bagaimana Perinus dan Perindo mau dimerger tetapi kedua BUMN perikanan ini tidak lagi memiliki kapal-kapal.
“Kalau Perinus dan Perindo memiliki kapal maka mereka akhirnya mematikan nelayan. Namun bagaimana Perinus dan Perindo bisa bersinergi antara Kementerian BUMN dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) lebih bagus membangun cold chain,” ujar Erick dalam Rakernas Hipmi di Jakarta, Jumat.
Cold chain adalah bagian dari rantai pasok (supply chain) yang bertujuan untuk menjaga suhu agar produk tetap terjaga selama proses pengumpulan, pengolahan, dan distribusi komoditas hingga ke tangan konsumen. Cold chain dalam perikanan dapat digunakan untuk mengoptimalkan suhu dan kualitas kesegaran ikan.
Tantangan yang dihadapi dalam membangun cold chain sebagai fokus kedua BUMN perikanan tersebut adalah siapa yang akan menjadi penjamin pembelian hasil nelayan atau offtaker.
Kementerian BUMN berharap dengan adanya rute penerbangan Garuda Indonesia dari Manado ke Jepang, kemudian Sumatera Barat ke Republik Rakyat Tiongkok, kedua BUMN ini bisa mendapat pesanan ikan dan produk makanan laut yang sedang diminati dari luar negeri.
Dengan demikian nelayan pun tidak hanya mencari ikan, namun mereka sudah mengetahui secara spesifik ikan-ikan apa yang akan didapatkan.
Penunjukan Sigit Muhartono sebagai Direktur Utama PT Perinus oleh Menteri BUMN Erick Thohir terjadi pada momentum yang tepat.
Momentum pertama ialah penunjukan Sigit dilakukan pada saat proses pembentukan holding BUMN klaster pangan memasuki babak paling krusial. Dalam pembentukan holding ini, Sigit memiliki dua tugas cukup penting yakni memuluskan proses merger holding BUMN perikanan antara Perindo dan Perinus, serta menyukseskan rencana pembentukan holding BUMN klaster pangan yang diharapkan terjadi pada Kuartal III 2021.
Komentar