oleh

Lagoi berhias di tengah amukan COVID-19

Rudy, yang juga mantan Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Kepri, mengatakan, keinginan atau harapan Pemprov Kepri dan pelaku usaha pariwisata di Lagoi dan Nongsa bahwa Singapura membuka akses masyarakatnya untuk berkunjung ke Lagoi dan Nongsa tepat pada hari ini, ternyata tidak terjadi. Padahal opini yang terlanjur terbentuk bahwa hari ini warga Singapura akan berwisata di dua lokasi tersebut.

“Sebenarnya, yang saya pahami, (pemerintah) Singapura tidak pernah membuat pernyataan membuka ‘lockdown’, kecuali mengapresiasi pembukaan kawasan wisata Lagoi dan Nongsa dengan penerapan protokol kesehatan,” ucapnya, yang diusung Partai Hanura.

Ia mengatakan potensi yang jelas tampak di depan mata adalah wisatawan domestik. Semestinya, pemerintah mendorong pelaku usaha pariwisata untuk menggarap wisatawan domestik agar dapat bertahan sambil menunggu Singapura membuka “lockdown”.

Biaya sewa kamar di resort dan hotel yang tersedia di Lagoi dan Nongsa semestinya dilakukan penyesuaian harga. Biasanya, biaya sewa kamar untuk satu malam Rp3 juta atau lebih, mungkin untuk
menggarap wisatawan domestik bisa diskon hingga 50 persen.

Kemudian juga pelaku usaha pariwisata dapat bekerja sama dengan berbagai pihak untuk menjual paket wisata, denvan harga yang terjangkau.

Pemilik hotel dan restoran di Lagoi juga dapat menyiapkan ruang pertemuan untuk disewa oleh pemerintah dalam kegiatan tertentu, seperti rapat.

“Dengan harga yang terjangkau, tentu Pemprov Kepri dan pemda lainnya di Kepri dapat mendorong pendapatan pelaku usaha pariwisata agar mampu bertahan,” katanya.

Sebelumnya, pengamat pariwisata, Sapril Sembiring, mengatakan wisatawan domestik dinilai lebih realistis bangkitkan sektor pariwisata di masa pandemi.

“Pemerintah pusat dan daerah sebaiknya fokus mendorong wisatawan domestik mengunjungi berbagai tempat wisata di Indonesia, seperti di Kepri,” ujarnya, yang juga pelaku usaha pariwisata di Tanjungpinang.

Pernyataan Sapril tersebut terkait harapan Pemprov Kepri dan Kementerian Pariwisata agar warga Singapura mengunjungi objek wisata di Lagoi, Bintan dan Nongsa, Batam. Harapan itu, kata dia kurang realistis karena Singapura kemungkinan “lockdown” hingga akhir tahun 2021.

Permasalahan lainnya di dalam negeri juga masih ditemukan bahwa regulasi belum mengijinkan wisman berlibur di Indonesia dengan alasan mencegah penularan COVID-19.

Dari persoalan itu, menurut dia potensi kunjungan wisatawan ke objek wisata hanya wisatawan domestik. Potensi ini seharusnya digarap secara maksimal melalui berbagai program pariwisata, yang tentu harus menerapkan protokol kesehatan.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed