Proses pemintalan akan jauh lebih cepat diselesaikan hanya membutuhkan pasokan daya 80 watt sehingga lebih hemat energi pula.
“Body mesin terdiri dari kayu limbah dan limbah lapis sehingga lebih ringan untuk dibawa ke mana-mana namun tetap berkualitas,” katanya lagi.
Kantor perwakilan BI Papua Barat melalui Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) akan memberikan bantuan alat pintal noken untuk kelompok pengrajin di akhir mengikuti kegiatan ini.
“Setiap kelompok akan diberikan satu alat, serta juga memberikan bantuan perlengkapan bahan baku berupa bahan baku melinjo atau mahkota dewa, gersen hutan dan peralatan pendukung seperti gunting pisau cutter baskom dan ember,” ujar dia.
Selama ini pengerjaan kreasi noken masih dilakukan secara manual dan berdampak pada kondisi fisik para pengrajin terutama di bagian kaki, karena terdapat proses produksi serat kayu yang dilinting untuk menghasilkan serat kayu yang lebih halus sebagai bahan baku noken.
“Sehubungan dengan alat pintal noken yang telah tiba di Manokwari ini akan menjadi solusi pertama bagi para pengrajin noken. Karena sejauh yang kami ketahui, alat pintal ini belum pernah ada sebelumnya di provinsi Papua Barat,” katanya.(anjas)
Komentar