Jakarta, jurnalsumatra.com – Pada pembukaan Indonesia International Motor Show (IIMS) Hybrid 2021, Presiden Joko Widodo dengan bangga menyampaikan bangkitnya industri otomotif di Tanah Air.
Kebangkitan ini ditandai dengan meningkatnya pemesanan produk kendaraan bermotor hingga 190 persen.
“Saya dapat laporan dari Menteri Perindustrian, ada kenaikan untuk purchase order-nya 190 persen. Artinya harus inden. Artinya yang memproduksi ini kewalahan, artinya lagi, industri otomotif sudah bangkit kembali,” ujar Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Kamis (15/4).
Kabar bangkitnya industri otomotif tentu merupakan hal yang membahagiakan karena turut memulihkan perekonomian negara.
Bagaimana tidak? Rantai pasok industri otomotif melibatkan banyak subsektor industri, termasuk industri berskala mikro, kecil, dan menengah.
Belum lagi efek pengganda ekonomi lain yaitu penyerapan lapangan kerja yang akan berdampak pula pada mendongkraknya daya beli masyarakat.
Intervensi pemerintah
Bangkitnya industri otomotif Tanah Air tidak lepas dari intervensi pemerintah lewat sejumlah kebijakan. Salah satunya adalah kebijakan relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM-DTP) bagi kendaraan bermotor.
Diketahui, pemerintah telah memberi stimulus konsumsi kelas menengah berupa relaksasi PPnBM-DTP sektor otomotif yang diluncurkan sejak Maret 2021 melalui diterbitkannya PMK Nomor PMK-20/PMK.010/2021.
Dalam PMK tersebut, pemerintah memberikan stimulus diskon pajak untuk segmen ≤1.500 cc kategori sedan dan 4×2 yang memiliki komponen lokal paling sedikit 70 persen.
Pemerintah kemudian memperluas relaksasi diskon PPnBM DTP bagi sektor otomotif untuk kapasitas mesin di bawah 1.500 cc hingga hingga 2.500 cc yang berlaku sejak 1 April 2021.
Langkah jitu pemerintah tersebut berhasil menggeliatkan industri otomotif dalam negeri.
Mengacu data penjualan bulanan wholesales (pabrik ke diler) Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil baru di Indonesia melesat 72,6 persen dari 49.202 unit pada Februari 2021 menjadi 84.910 unit pada Maret tahun ini.
Penjualan sebanyak 84.910 hampir mendekati rata-rata penjualan mobil pada 2019 atau sebelum pandemi COVID-19 masuk Indonesia, yakni rata-rata 85.576 unit dari total tahunan 1,03 juta mobil.
Hasil niaga pada Maret 2021 bahkan melewati tiga bulan pertama 2020 yakni Januari 80.435 unit, Februari 79.644 unit, dan Maret 76.811 unit secara wholesales. Sedangkan setelah ada pandemi, penjualan bulanan untuk mobil baru dalam sebulan maksimal hanya mencapai 50-an ribu unit.
Komentar