Namun, konsumsi panganan sehat bukan satu-satunya cara Azis menjaga kebugaran selama berpuasa di tengah situasi pandemi COVID-19.
Menurut dia, pola hidup yang disiplin dan teratur jadi kunci agar tubuh tetap bugar dan tidak cepat lelah saat berpuasa selama pandemi.
Bagi Azis, politisi senior Partai Golkar, aktivitas fisik dan jam tidur cukup jadi kebiasaan yang cukup ampuh untuk menjaga kesehatan tubuh.
“Olahraga pada siang hari susah (karena puasa), jadi bagaimana aktivitas itu diganti malam hari, salah satunya dengan menjalankan ibadah shalat sunnah Tarawih,” kata Azis.
“Saya juga mengajak sehabis shalat Subuh, jangan tidur. Tidurnya nanti habis shalat sunnah duha, karena jika habis makan tidur, perutnya akan sakit,” kata dia menceritakan pengalamannya menjaga pola hidup sehat selama puasa.
Beberapa penelitian menunjukkan aktivitas makan yang langsung diikuti dengan tidur tidak cukup baik bagi tubuh. Pasalnya, tidur dapat menghambat kerja tubuh untuk mencerna makanan dalam tubuh. Oleh karena itu, para ahli kesehatan kerap berpesan agar aktivitas makan tidak langsung diikuti oleh tidur, melainkan dengan sejumlah aktivitas fisik yang dapat membantu sistem pencernaan dan metabolisme dalam tubuh bekerja lebih optimal menyerap berbagai nutrisi hasil konsumsi.
Di samping aktivitas fisik, jam tidur yang cukup jadi salah satu kebutuhan yang penting dipenuhi, kata Azis.
“Jam sembilan, jam 10, biasanya saya sudah tidur jika tidak ada kegiatan. Tapi, kalau ada kegiatan, (jam tidur) itu saya putar lagi. Saya kalau malam ada kegiatan, berarti besok paginya sampai jam shalat Zuhur (sekitar pukul 12.00), akan mengosongkan jadwal,” kata dia.
“Kita perlu tidur (yang cukup) dan bahaya jika tidak begitu (dilakukan dengan baik),” ujar dia menambahkan.
Beribadah di rumah
Terlepas dari berbagai pengalamannya itu, Azis berpendapat taat protokol kesehatan merupakan prioritas utama tetap sehat dan jauh dari segala risiko penyakit, utamanya COVID-19.
Oleh karena itu, ia mengatakan selama puasa Ramadhan, berbagai kegiatan banyak dihabiskan di dalam rumah bersama keluarga.
“Ngabuburitnya baca Al Quran, buku-buku tafsir, dan baca buku (di rumah),” kata Azis menceritakan kebiasaannya menghabiskan waktu jelang berbuka atau yang populer dengan istilah ngabuburit.
“Sekarang sekitar 12 (juz),” kata Azis sembari menunjukkan batas bacaan Al Qurannya kepada ANTARA. Ia mengaku lebih memilih membaca Al Quran lewat buku fisik daripada di layar gawai, karena ukuran huruf di buku jauh lebih besar dan nyaman bagi mata.
Umumnya, ngabuburit banyak dilakukan di luar rumah, misalnya berbelanja jajanan/cemilan berbuka puasa, bertemu dengan rekan atau sejawat, atau menghabiskan waktu di masjid dan mushola.
Komentar