Tidak ada cara lain untuk mengimbanginya selain mengutamakan keberpihakan pada kekuatan masyarakat lokal di wilayah yang direncanakan, yang kemudian diikuti dengan pertukaran gagasan dan ide pembangunan dengan komunitas global di berbagai disiplin keilmuan.
Lulusan Universitas Bonn Jerman ini menyatakan komitmen untuk terus meningkatkan kompetensi dan menjalankan etika profesi Perencana Indonesia dalam melakukan praktik keprofesiannya.
Di sisi lain, penting bagi pemerintah untuk memperbaiki ekosistem perencanaan agar lebih sehat untuk dapat menjalankan praktik perencanaan kota dan wilayah yang lebih smart sebagaimana arahan Presiden di HUT IAP ke-50 tahuan.
”Kesinambungan perencanaan dari tingkat nasional maupun lokal provinsi, kabupaten/kota tidak bisa lagi hanya sekedar mengandalkan koordinasi antar pihak, karena sudah tidak relevan untuk mengimbangi dinamika pembangunan saat ini, saatnya prinsip kolaborasi dipraktikan,” kata Andi.
”Artinya terdapat satu dapur bersama yang terdiri dari beberapa sektor dalam penentuan perancangan perencanaan pembangunan. Pentingnya kolaborasi adalah untuk menghindarkan kita dari disintegrasi pembangunan,” lanjut dia.(anjas)
Komentar