oleh

Bupati Wandik:TNI/Polri hadir ke Puncak untuk menjaga keamanan warga

Puncak, jurnalsumatra.com – Bupati Kabupaten Puncak Willem Wandik menyebutkan, anggota TNI-Polri yang masuk di Kabupaten Puncak karena bagian dari tugas dan tanggung jawabnya untuk menjaga keamanan masyarakat apabila ada gejolak yang terjadi.

“Situasi di Beoga dengan berbagai kasus kejadian belakangan ini membuat personel TNI-Polri langsung turun ke lapangan. Ya, sekarang pemerintah hadapi adalah kelompok KKB difasilitasi menggunakan senjata api,”ungkap Bupati Puncak Willem Wandik melalui keterangan diterima ANTARA, Rabu setelah  tatap muka dengan Forkompinda, tokoh agama,pemuda, adat dan pejabat daerah di Kabupaten Puncak.

Bupati Wandik mengatakan, kita tatap muka disini untuk membahas terkait kejadian yang terjadi beberapa hari di Kabupaten Puncak, mulai dari pembunuhan guru dan pembakaran gedung sekolah di distrik Beoga, penembakan tukang ojek di Kampung Eromaga, dan pembunuhan anak sekolah Ali Mom.

“Diseluruh dunia dan seluruh indonesia sudah tahu bahwa daerah Puncak atau daerah pegunungan itu tidak aman, tempat sering terjadi pembunuhan. Ya, ini menjadi perhatian pemerintah,”ujarnya.

Disebutan Bupati, yang sering terjadi selain kejadian yang dilakukan KKB, juga ada masalah politik atau partai politik sehingga menimbulkan keributan serta kekacauan di Kabupaten serta masalah adat yaitu istri pertama yang selingkuh atau cemburu antara istri pertama dengan kedua dan juga pertikaian antara organisasi yang salah paham.

Dikatakan Bupati Wandik, sekarang banyak pasukan masuk di Kabupaten Puncak disebabkan karena kejadian-kejadian pembunuhan sehingga banyak anggota TNI/Polri. Bahkan Jendral-jendral datang di daerah ini karena kejadian sudah tidak nyaman sehingga negara harus menghadirkan aparat keamanan TNI/Polri,”ungkapnya.

Diakuinya, kalau kelompok KKB mengatakan bahwa tujuan adalah berjuang untuk merdeka, tetapi warga sendiri atau keluarga sendiri saja dibunuh.

“Ini berjuang apa yang kayak begini, kalian berjuang apa sebenarnya, ini membuat kita yang di Papua dan bahkan dunia juga ikut binggung dengan perjuangan yang sekarang dilakukan ini,”ujarnya.

Sementara itu, perwakilan gereja Pie Newegalen mengharapkan,  aparat TNI/Polri apabila berjalan dan bertemu dengan  masyarakat agar disapa dan ditanyakan tujuannya kemana agar wafga tidak merasa takut kepada TNI/Polri.

Pie mengakui, akomodasi atau =transportasi warga di Puncak ini hanya pesawat, oleh karena itu kita mohon agar kembali membuka penerbangan supaya masyarakat bisa memenuhi kebutuhan ekonomi warga khususnya di daerah Distrik Beoga.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed