Kulon Progo, jurnalsumatra.com – Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menunggu kepastian desain simpang susun Bandara Internasional Yogyakarta untuk melanjutkan pembebasan lahan jalan Bedah Menoreh yang ada di wilayah ini.
Bupati Kulon Progo Sutedjo di Kulon Progo, Selasa, mengatakan tahapan pembangunan jalan pengembangan Bandara Internasional Yogyakarta (Proyek Strategis Nasional) menuju Borobudur (Kawasan Strategis Pariwisata Nasional) atau dikenal dengan jalur Bedah Mennoreh masih menunggu kajian yang dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, Energi dan Sumber Daya Mineral (DPUPESDM) DIY.
Saat ini, sudah ada rencana detail teknis (DED) Bedah Menoreh yang disusun ole DPUPESDM DIY. DED tersebut digunakan untuk proses pengadaan tanah. Dalam perkembangannya, wilayah selatan ada rencana pembangunan jalan tol terutama simpang susun Bandara Internasional Yogyakarta (YIA).
“Oleh pemerintah pusat, Pemkab Kulon Progo diminta menunggu kepastian design simpang susun YIA. Sehingga desain pembangunan jalan Bedah Menoreh sampai saat ini sampai pada tahap persiapan pengadaan tanah dan penyusunan analisasi dampak lingkungan masih menunggu kepastian tersebut,” kata Sutedjo.
Ia mengatakan jalur Bedah Menoreh yang melewati jalan kabupaten memerlukan pengadaan tanah. Saat ini, Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kulon Progo telah menyusun dokumen perencanaan pengadaan tanah dan dokumen persiapan pengadaan tanah, serta analisa dampak lingkungan (andal).
Adapun jalan kabupaten yang sudah tersedia lahan telah dilakukan pelebaran atau tahap kontruksi, yakni DED jalan dan jembatan Prangkokan-Ngori di Desa Kebonharjo (Samigaluh), pengadaan tanah jalan Prangkokan-Ngori, pembuatan badan jalan, DED jalan Nogosari-SD Tegalsari dan Tegalsari-Prangkokan, dan pembebasan tanah wakaf Desa Purwosari.
“Rencananya jalan Bedah Menoreh Bandara YIA-Borobudur akan dilaksanakan di ruas jalan Prangkokan-Ngori Kecamatan Samigaluh, yang pengadaan tanahnya sudah dilakukan pada 2017-2018 sepanjang 2,65 kilometer,” katanya.
Namun demikian dalam perkembangan terbaru, lanjut Sutedjo, di wilayah utara, GKR Mangkubumi mengharapkan DPUPESDM DIY mengkaji ulang DED yang sudah ada terkait tanah-tanah kasultanan (SG) yang terdampak Bedah Menoreh, sehingga design pembangunan jalan pengembangan Bandara YIA-Borobudur di sisi utara masih menunggu hasil kajian tersebut.
“Semoga dapat diselesaikan segara, sehingga kelanjutan pembangunan jalan Bedah Menoreh bisa dilanjutkan,” harapnya.
Komentar