Jakarta, jurnalsumatra.com – Dua pekan usai bencana alam melanda 20 daerah kota/kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan tidak kurang dari 181 penduduk setempat meninggal dunia.
Selain itu, bencana alam yang berlangsung Ahad (4/4), mengakibatkan 225 penduduk lainnya mengalami luka serta 48 lainnya dinyatakan hilang.
Mereka adalah para korban yang terdampak bencana tanah longsor hingga banjir bandang di Kota Kupang, Kabupaten Flores Timur, Kabupaten Malaka, Kabupaten Lembata, Kabupaten Ngada, Kabupaten Sumba Barat.
Selain itu bencana juga melanda Kabupaten Sumba Timur, Kabupaten Rote Ndao, Kabupaten Ende, Kabupaten Sabu Raijia, Kabupaten Alor, Kabupaten Kupang, Kabupaten Belu, Kabupaten Timor Tengah Utara, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Kabupaten Sika, Kabupaten Sumba Tengah, Kabupaten Manggarai, Kabupaten Manggarai Timur dan Kabupaten Nagekeo.
Berdasarkan laporan tersebut, bencana alam terparah dialami total 2.579 penduduk di Kabupaten Flores Timur, 72 orang di antaranya meninggal dunia, 76 luka-luka dan dua jiwa dilaporkan hilang.
Lokasi terparah berikutnya berada di Kabupaten Lembata di mana 46 jiwa dari total 5.861 penduduk meninggal dunia, 53 luka-luka dan 22 jiwa dinyatakan hilang. Di Kabupaten Solor dilaporkan 12 jiwa meninggal dunia, 26 luka-luka dan tiga orang lainnya dinyatakan hilang.
Korban meninggal dunia juga dilaporkan berasal di Kabupaten Malaka sebanyak 11 jiwa dari total penduduk 30.599 jiwa.
Selain korban meninggal, BNPB juga melaporkan sebanyak 74.629 rumah tinggal penduduk di wilayah terdampak bencana mengalami kerusakan berskala ringan hingga berat.
Sementara kerusakan infrastruktur publik dilaporkan terjadi di 16 wilayah kota/kabupaten di NTT. Di Kota Kupang bencana merusak 39 fasilitas pendidikan, 13 fasilitas kesehatan, 67 tempat ibadah, dua ruas jalan, 11 fasilitas perdagangan dan 18 fasilitas pemerintahan.
Di Kabupaten Flores Timur bencana merusak jalan, jembatan hingga talut pengaman pantai. Kabupaten Malaka mengalami kerusakan fasilitas pendidikan, kantor pemerintahan, saluran irigasi hingga peternakan dan tambak milik penduduk.
Sejumlah kantor pelayanan publik seperti Mapolres, asrama polisi, sekolah hingga pasar dilaporkan rusak di Kabupaten Ngada. Situasi serupa juga terjadi di Kabupaten Sumba Timur, Kabupaten Rote Ndao, Kabupaten Ende, Kabupaten Sabu Raijua, Kabupaten Alor dan Kabupaten Kupang Belu dan Manggarai.
Analisa
Koordinator Informasi Geospasial Tematik Kebencanaan Badan Informasi Geospasial, Ferrari Pinem, mengemukakan bencana alam di NTT tidak lepas dari pengaruh wilayah yang berada pada lokasi rawan bencana alam.
Komentar