Palembang, jurnalsumatra.com – Sultan Palembang , Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama R.M.Fauwaz Diradja,S.H.M.Kn mengharapkan kepada pemerintah yaitu pihak Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI dan Perperpustakaan Daerah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) untuk ikut memperhatikan nasib manuskrip –manuskrip yang ada di Palembang dan Sumatera Selatan (Sumsel) yang mulai rusak .
“ Bagaimana peran serta perpusnas, Perpustakaan daerah Sumsel dan kita semua untuk ikut melestarikan manuskrip yang ada ini, salah satunya yang ada di kami, apakah kita membuat MoU bersama untuk Palembang dan Sumatera Selatan khususnya , karena yang saya ketahui manuskrip itu bukan hanya menggunakan bahasa Arab Melayu tapi juga bahasa Kaganga, bahasa uluan, itu harus mulai kita lestarikan,” kata SMB IV saat Talk Show Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat oleh Perpustakaan Nasional RI serta Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Perpustakaan Nasional RI dengan Pemprov Sumsel dan Perguruan Tinggi Se- Sumsel yang diselenggarakan di Griya Agung Palembang, Kamis (8/4/2021).
SMB IV mengaku prihatin dengan kondisi ini lantaran banyak yang tidak tahu, kalau penyimpanan manuskrip ada dalam karung ada juga disimpan diatas atap rumah, dan membuat manuskrip itu rusak dan sehingga tidak diketahui isinya.
“ Kita sedih kenapa, karena orang yang menulis ini minta ini dibaca, makanya saya membuka diri apabila ada yang melakukan digitalisasi manuskrip kuno kami, kami dipersilahkan, kami tidak pernah menahan, silahkan , karena semoga menjadi amal jariah buat yang menulisnya,” kata pria yang juga seorang notaris dan PPAT ini.
Selain itu SMB IV menegaskan kalau Kesultanan Palembang Darussalam mengharapkan Perpustakaan Nasional dan Perpustakaan Daerah Sumsel dan masyarakat ikut juga melakukan pendataan digitalisasi terhadap naskah-naskah yang dimiliki Kesultanan Palembang Darusalam dengan tangan terbuka.
Sedangkan Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI, Beni Kurniadi memberikan pujian untuk Pemprov Sumatera Selatan (Sumsel) atas komitmennya dalam meningkatkan budaya baca masyarakat melalui pemenuhan sarana dan prasarana literasi, mengingat dari 34 provinsi di Indonesia, hanya Provinsi Sumsel yang dinilai serius dibuktikan dengan dipisahnya antara Dinas Perpustakaan Daerah dan Dinas Kearsipan Daerah.
“Ini upaya serius yang lakukan Pemprov Sumsel dalam hal urusan literasi. Belum ada di Provinsi lain di Indonesia yang seperti ini,” katanya. Menurutnya, Perpustakaan Nasional RI memiliki fungsi sebagai perpustakaan pembina, fasilitas penelitian, kelestarian, perpustakaan rujukan, perpustakaan arsip. “Data tahun 2020 ada 253.809 perpustakaan di Indonesia. Dari jumlah tersebut hanya 2 persen saja yang memenuhi standar nasional perpustakaan,” katanya.
Komentar