Bahwa sesi-sesi pertemuan bersama pemimpin-pemimpin top dunia mulai dari menteri hingga CEO atau presiden direktur perusahaan multinasional terbesar di Indonesia, Asia, maupun dunia itu akan menjadi begitu berpengaruh ketika mereka membuat keputusan di sana, yang efeknya dapat dirasakan di seluruh industri, negara, bahkan kawasan regional.
“Intinya mereka mau bikin positif ‘impact’, tapi caranya yang susah,” ujar Tanah yang mencoba menjelaskan bagaimana sulitnya kebijakan iklim yang baik di level tertinggi sebuah perusahaan dapat diterapkan hingga di lapangan.
Berbekal pengalamannya di Genewa itu maupun di Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Internasional Kanada, dan di Pemerintahan Australia, Tanah yang memegang gelar Bachelor in International Relations dari Bond University, Australia, serta gelar Master of International Politics and Political Economy dari University of Melbourne, Australia, tertantang untuk menerapkan inisiatif-inisiatif berkelanjutan yang telah didapatnya melalui Gojek.
“Payung” berkelanjutan Gojek
Gojek menyiapkan GoGreener sebagai “payung” dari strategi perusahaannya menjalankan bisnis secara berkelanjutan. Dari sana, mereka fokus menyentuh persoalan kualitas udara dan manajemen penanganan sampah plastik dalam ekosistemnya.
“Seluruhnya. Bukan saja kami sebagai perusahaan harus lakukan, tapi juga apa yang kami bisa lakukan dan fasilitasi untuk memudahkan semua dalam ekosistem kami untuk bisa melakukan transisi bisnis lebih bertanggung jawab secara lingkungan juga,” kata Tanah.
Karenanya, saat ini mereka sedang melakukan inventori karbon pertama untuk Gojek dengan melibatkan auditor. Tidak saja menghitung emisi yang secara langsung dihasilkan dari gedung kantor beserta aktivitas perusahaan, tetapi dalam susunan strategi dekarbonisasi dihitung juga jejak karbon di seluruh ekosistem mereka, misalnya dari mitra driver Gojek dan mitra usaha GoFood.
Dengan data yang dianalisa berbasis sains tersebut mereka akan benar-benar memahami “base line” emisi GRK yang dihasilkan, sehingga dapat mengidentifikasi pada bagian mana dari bisnis yang sedang mereka jalankan tersebut dapat dihindari dan dikurangi untuk mengendalikannya.
Model yang ingin mereka kembangkan salah satunya dengan memanfaatkan secara maksimal teknologi dalam platform yang sudah ada sehingga tercipta “smart delivery” untuk menghindari munculnya emisi. Lalu, untuk mengurangi emisi, Gojek sudah mulai melakukan pilot kendaraan listrik dalam ekosistemnya.
“Lalu yang tidak bisa kami hindari akan kami ‘offset’,” ujar Tanah menjelaskan rencana carbon offset emisi yang tidak dapat dihindari dari setiap aktivitas yang dilakukan di ekosistem mereka.
Komentar