Lahat, jurnalsumatra.com – Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Lahat Raya (Lahat – Muara Enim – Pagar Alam dan Empat Lawang), Sanderson Syafe’i, ST. SH menduga kinerja dari Manager PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) ULP Lembayung patut dipertanyakan. Pasalnya, berbagai kasus permasalahan akhir-akhir ini timbul diduga akibat ketidak pahaman dan kurangnya pengawasan serta penerapan keselamatan ketenagalistrikan (K2) selama ini yang dapat berakibat merugikan konsumen karena tidak terwujudnya kondisi Andal dan Aman (A2).
“Mengapa sekelas Manager ULP Lembayung tidak paham Keselamatan Ketenagalistrikan (K2) sehingga tidak mampu mengantisipasi dan meminimalisir berbagai permasalahan timbul dan terkesan pembiaran hingga saat ini dan merugikan konsumen?” Untuk itu, Sanderson berharap Direktur Utama PT. PLN (Persero), Zulkifli Zaini mengevaluasi kinerja Manager ULP Lembayung ini dan segera menata PLN dengan orang yang mumpuni, papar Sanderson, saat dibincangi wartawan belum lama ini.
Ia menegaskan, seharusnya demi meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap Keselamatan Ketenagalistrikan (K2), PLN UIW S2JB dan UP3 Lahat melalui masing-masing Unit Layanan Pelanggan (ULP) PLN melakukan edukasi dan meningkatkan pemahaman masyarakat bahwa selain memiliki manfaat yang sangat besar, listrik juga memiliki potensi bahaya bila tidak berhati-hati dalam menggunakannya. Bahaya yang timbul oleh listrik dapat terjadi dalam beberapa bentuk, salah satunya hubungan arus pendek atau korsleting listrik yang berakibat fatal.
K2 adalah Keselamatan Ketenagalistrikan adalah segala upaya maupun langkah-angkah pengamanan instalasi tenaga listrik dan pengamanan pemanfaatan dari tenaga listrik untuk mewujudkan kondisi andal bagi instalasi listrik dan kondisi aman dari bahaya terhadap jiwa manusia maupun hewan, serta kondisi ramah lingkungan dalam artian tidak merusak lingkungan hidup disekitar instalasi tenaga listrik.
“Jika memang ada keseriusan ingin meminimalisir munculnya bahaya akibat listrik yang mengancam keselamatan masyarakat, dimana data Badan Penanggulanagn Bencana Kabupaten Lahat sangat tinggi. Seharusnya PLN UP3 Lahat menertibkan dari proses kepemilikan Sertifikat Laik Operasi (SLO) bagi instalasi di rumah pelanggan. Dalam berbagai kesempatan PLN UP3 menyatakan Intinya hanya memberikan pasokan listrik sebatas Alat Pembatas dan Pengukur (APP) atau nama lainnya kWh meter kepada instalasi calon pelanggan. Terkait instalasi menyerahkan sepenuhnya kepada Lembaga Inspeksi Teknik (LIT) yang mengeluarkan Sertifikat Laik Operasi (SLO), pihak PLN ULP Lembayung tidak mau tau terbukti banyak instalasi konsumen tidak ada namun tetap dinyalakan asal ada SLO,” ujar Sanderson yang juga telah bersertifikasi Distribusi Tenaga Listrik Tegangan Rendah dari Kementerian ESDM.
Komentar