oleh

Jatuh bangun pebisnis hijab, pernah dipecat kini omzet miliaran

Jakarta, Jurnalsumatra.com – Berbekal pengalamannya sebagai karyawan toko kerudung, Chika Ariska beralih dari pekerja menjadi pemilik jenama Bugis Hijab yang menyediakan puluhan jenis kerudung dengan ratusan varian warna berbeda.

Perempuan kelahiran Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan tersebut memulai bisnis hijab pada 2017, sesaat setelah dipecat dari toko tempatnya bekerja.
“Selama saya menjadi karyawan, saya mendapatkan banyak pengalaman,” kata Chika kepada ANTARA.

Chika belajar desain secara otodidak dan memilih nama Bugis Hijab sesuai dengan latar belakangnya sebagai gadis Bugis. Nama itu juga merupakan doa dan harapan untuk mengharumkan suku Bugis di seluruh dunia karena konsumen telah menjangkau luar negeri.

Dia mengaplikasikan sistem ATM dalam berkarya, yakni Amati, Tiru dan Modifikasi. Chika menambahkan, selain mengikuti tren, dia juga kerap memulai tren dengan mengeluarkan koleksi kerudung yang berbeda dari yang lain.

Kini Chika sudah membuat dua toko offline Bugis Hijab di Thamrin City, Tanah Abang, juga toko daring untuk bertahan di tengah pandemi COVID-19. Dia memiliki 70 karyawan dan omzetnya mencapai miliaran rupiah.

Chika pertama kali merantau ke Jakarta pada 2008, dengan tekad ingin mengubah nasib ibu dan saudara kandungnya di kampung halaman. Chika dan keenam saudaranya terbiasa hanya makan nasi dengan garam karena tak memiliki apa-apa termasuk tanggung jawab ayah sebagai kepala keluarga. Di Jakarta, dia hanya mengantongi uang saku sebesar Rp500 serta janji akan mendapat pekerjaan di sebuah toko di kawasan Tanah Abang. Saat itu, sang ibu sempat menentang keputusannya merantau karena hanya memiliki bekal ijazah setara SMP.

Di ibu kota, perempuan 28 tahun bekerja menjaga toko dari pagi hingga malam dengan gaji Rp250.000 per bulan. Pahit manis ia rasakan di Jakarta, mulai dari dituduh yang tidak-tidak sampai terpaksa makan sisa karyawan toko lain karena belum menerima gaji.

Namun semua berubah dengan kerja keras ketika Chika menunjukkan dirinya adalah sosok karyawan yang tekun hingga menyandang status sebagai anak emas dan dipromosikan sebagai kepala toko.

Tahun 2017 atau hampir 10 tahun bekerja sebagai karyawan toko, Chika harus menelan pil pahit saat merima status pemecatan dirinya, sesaat setelah melepas masa lajang.

Tak mau lama-lama bersedih, Chika dan suami –Arwin Burhan, mencoba peruntungan dengan berjualan hijab di sebuah toko sepetak berukuran 2×2 meter di Thamrin City, Jakarta Pusat dengan modal uang pesangon yang ia dapat dari bos pemilik toko tempat awal ia bekerja.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed