Menhub Budi Karya Sumadi saat meninjau secara langsung lokasi Pelabuhan Tanjung Carat pada 20 Februari 2021 mengatakan, sebelum melakukan pekerjaan fisik, pemerintah pusat ingin memastikan soal kepemilikan lahan serta kedalaman dan sedimentasi di lokasi tersebut.
Penetapan status kepemilikan lahan ini sangat penting agar proyek ini benar-benar terealisasi pada akhir tahun 2021.
“Kami datang dan melihat langsung untuk menindaklanjuti arahan Presiden Joko Widodo yang menginginkan agar pelabuhan tersebut segera dibangun tahun ini juga dan selesai 2023,” kata Budi.
Sementara itu untuk kedalaman kawasan Tanjung Carat, Budi tidak meragukan lagi karena sudah dilakukan uji dan analisa mendalam. Sebelumnya Sumsel memproyeksikan kawasan Tanjung Api-Api (TAA), namun belakangan dilakukan perubahan karena kawasan TAA memiliki ceruk yang dikhawatirkan seiring dengan berjalannya waktu bakal mendangkal. Kawasan TAA ini sempat didatangi Presiden Jokowi pada akhir tahun 2014 untuk menindaklanjuti rencana pembangunan pelabuhan laut Sumsel.
“Kami akan pastikan semua, sehingga saat pembangunan sudah tidak ada masalah lagi,” kata Budi.
Sumsel sejak lama ingin memiliki pelabuhan laut dalam (samudera) agar menjangkau negara tujuan ekspor tanpa harus melalui pelabuhan di provinsi lain.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Selatan diketahui ekspor komoditas Sumsel yang menggunakan pelabuhan selain Pelabuhan Boom Baru Palembang menunjukkan tren peningkatan pada 2021 dibandingkan tahun lalu.
Arus logistik di pelabuhan selain Pelabuhan Boom Baru ini mencapai 16,32 persen per Februari 2021, sementara pada periode yang sama tahun lalu hanya 14,93 persen dari total ekspor.
“Tren terus meningkat, diharapkan Sumsel segera merealisasikan rencana pembangunan Pelabuhan Tanjung Carat,” kata Kepala BPS Sumsel Endang Tri Wahyuningsih.
Ia mengatakan sebagian komoditas asal Sumsel diekspor melalui pintu perdagangan Pelabuhan Tanjung Priok (Jakarta), Pelabuhan Jambi, Pelabuhan Panjang (Lampung), dan Bandara Soekarno Hatta.
Saat ini pemanfaatan Pelabuhan Boom Baru dan Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II masih mendominasi yakni 79,56 persen (Februari 2021) dan 76,94 persen (Februari 2020), namun jika Pelabuhan Tanjung Carat di Kabupaten Banyuasin tak kunjung terealisasi bakal menggerus nilai tambah dari PRDB.
Sumsel juga tidak akan maksimal dalam perdagangan luar negeri karena memiliki daya saing yang rendah dibandingkan daerah lain, mengingat tidak memiliki pelabuhan laut.
Namun, jika pelabuhan samudera itu sudah tersedia maka ekspor dapat langsung dilakukan ke negara tujuan tanpa melalui pelabuhan di daerah lain.
Komentar