“Permintaan madu dalam negeri memang masih sedikit,” ujarnya.
Selama pandemi 2020, permintaan madu dari rumah madu hutan Jambi diakuinya mengalami peningkatan. Pada awal tahun 2020 produksi madu miliknya hanya 1 ton per bulan, naik drastis selama pandemi. Sebelum pandemi omset yang didapatkan sebesar Rp 20-25 juta per bulan sedangkan karena adanya permintaan dimasa pandemi yang meningkat omset sejak Maret 2020 bisa tembus Rp 150 juta per bulan.
Sebetulnya pengiriman madu miliknya sudah sejak lama dilakukan melalui resellernya, namun saat itu pembelian hanya secara retail. Dari dulu sudah ada reseller yang kirim ke luar Malaysia namun pembelian masih sedikit hitungan kilo.Reseller
Pasar madu dari Rumah Madu Hutan Jambi yang semakin meluas juga beriringan dengan semakin banyaknya resellernya hingga kini tercatat jumlah reseller sebanyak 60 reseller.
Candralela juga membuka kesempatan masyarakat untuk menjadi distributor Rumah Madu Hutan Jambi. Untuk menjadi reseller resmi memang ada syarat yang diberikan.
“Kami juga sedang membuka kesempatan untuk menjadi distributor resmi tentu ada persyaratannya juga,” katanya.
Usaha yang dirintisnya membuka peluang bagi masyarakat yang ingin menjadi reseller madu Rumah Madu Hutan Jambi.
Dirinya juga tidak memberatkan reseller dengan persyaratan yang diberikan. Kalau memang ada yang mau jualan terus belum ada modal, menyarankan untuk posting dulu di media sosialnya.
“Kemarin ada mahasiswa yang datang ingin jadi reseller tapi belum ada modal usaha jadi kami sarankan sistem seperti itu,” ujarnya. Penjualan madu sendiri dilakukan secara offline dan online baik melalui media sosial, marketplace dan website resmi Rumah Madu Hutan Jambi.
Penjualan online ini diakuinya sudah dilakukan sejak tahun 2010 lalu, selain store offline yang berada dikawasan Pasir Putih Kota Jambi ini.
Reseller resmi madu miliknya saat ini memang masih dikawasan Jambi dan daerah sekitarnya.
Namun untuk penjualan madu melalui reseller cukup besar, bahkan ada reseller resminya yang mampu menjual keluar negeri. Dengan adanya reseller ini, pemilik berharap dapat membantu pergerakan ekonomi masyarakat seiring dengan banyaknya permintaan madu hutan.
“Ada juga reseller yang jual sampai ke Malaysia, meskipun permintaan dari sana tidak besar 30 kg hingga 1 ton,” katanya.
Ekspor dan nilai jual
Terobosan UMKM untuk menembus pasar yang lebih luas merupakan salah satu yang didorong oleh Pemerintah Provinsi Jambi, Indag dan juga Komite Ekonomi Kreatif (EKRAF) Jambi.
Ketua Komite Ekraf Provinsi Jambi, Berlian Sentosa mengatakan, saat ini jika dilihat di Provinsi Jambi khusus Kota Jambi industri ekonomi kreatif sudah menggeliat hal ini dipengaruhi oleh pengetahuan pelaku industri yang semakin meningkat.”Kalau sudah sampai ekspor tentu pelaku industrinya sudah skill up terbukti mereka sudah mengurus legalitas ekspor, membenahi struktur kepengurusan dan lain-lainnya, ” jelasnya.
Komentar