Lalu dia meneruskan kapitan asing dalam versi Johan Hanafiah (budayawan Palembang) namanya Un Asing , dia memiliki anak perempuan , nyonya besak, sedangkan kapitan bela punya anak namanya Kiyai Mahkucing atau baba yaujian dan dia sudah muslim sejak zaman kakeknya yang juga muslim. “ Dia meninggal di Palembang dan di kuburkan di negeri Cina, kapitan asing ini dan tidak di makamkan di Palembang tapi di Cina,” katanya.
Lalu kapitan bongsu yang meninggal waktu masih bujang, tenggelam kapal hijuk serta wangkang anak buahnya di makamkan di Pulau Kemaro. “ Dulu sebelum ada kelenteng keluarga kami selalu kesini (Pulau Kemaro) tapi sejak ada kelenteng ini tidak lagi kesini tapi berdoa dari jauh, karena ada keluarga yang fanatik itu kalau kita ke Kelenteng dosa kita 40 hari ditolak, kalau aku tidak , aku punya paham , kelenteng itu adalah bangunan kebudayaan dari Cina, tidak apa-apa,” katanya.
Lalu lima tahun yang lalu Azim mengaku mengajak ustad Nawawi Dencik menanyakan makam Kapitan Bongsu yang seorang muslim di Pulau Kemaro dan beliau khataman Al Quran disini. Menurutnya Azim Saudagar Yu Ching memiliki anak namanya Baba Muhammad Najib bergelar Kiyai Demang Wiroguno yang membangun Benteng Pulau Kemaro.(udy)
Komentar