oleh

Kontribusi para manula dalam menuntaskan pandemi COVID-19

“Saya masih punya risiko terinfeksi lagi. Antibodi alami saya kan hanya bertahan tiga bulan, terus kalau bulan berikutnya saya terinfeksi lagi gimana?. Sedangkan agenda vaksin sudah lewat,” katanya.

Khusus lansia, pengawasan terhadap peserta dilakukan sebanyak dua kali tahapan untuk mendeteksi penyakit bawaan, riwayat penyintas hingga tensi darah.

Masih di meja registrasi, terpampang sedikitnya tujuh nama peserta yang diberi tanda silang pada kertas pendaftaran. Tertulis keterangan “mengalami hipertensi”.Terhadap lansia yang memiliki komorbid, setidaknya sudah memeriksakan kondisi fisik ke dokter yang merawat dengan dibuktikan oleh surat keterangan layak mendapat vaksin Covid-19 dari dokter minimal tiga hari sebelum divaksin.

Keteteran

Sejak vaksinasi dibuka pada Senin (8/3) pukul 08.00 WIB, penyelenggara terkesan keteteran menangani animo peserta yang datang di luar prediksi. Ruang tunggu mulai dipadati lansia yang datang berjalan kaki maupun naik kursi roda.

Ketiadaan lintasan kursi roda untuk peserta vaksinasi yang menghubungkan ruang tunggu di pelataran parkir menuju tempat observasi pun luput dari persiapan penyelenggara.

Namun situasi itu segera direspons oleh pihak kelurahan dengan mengerahkan tenaga beberapa orang PPSU untuk membuat jembatan berbahan papan kayu.

Alur pelayanan yang semula ditargetkan setiap jam sanggup menyelesaikan vaksinasi untuk sepuluh peserta pun nyatanya belum sesuai harapan.

Awalnya ada 396 peserta per hari, yang dibagi dalam empat kloter setiap jam, tapi justru menumpuk di jam awal.

Gelombang pelayanan yang tidak sesuai jadwal, dikhawatirkan Endang membuat pelaksanaan vaksinasi dosis kedua molor hingga memasuki Ramadhan.

Kalau dihitung satu jam paling sekitar lima sampai delapan orang, seharusnya bisa sepuluh. Karena persyaratannya memang ketat sekali. “Saya khawatir kalau masuk di bulan puasa untuk dosis kedua (28 hari ke depan) berpengaruh pada daya tahan tubuh peserta,” kata Endang.Terdapat 11 wilayah RW yang disasar dengan jumlah 1.950 peserta vaksin selama empat hari berturut, pada Senin (8/3), Selasa (9/3), Kamis (11/3) dan Jumat (12/3).

Pelaksanaan di hari Rabu (10/3) terpaksa ditiadakan sebab berbenturan dengan jadwal kegiatan belajar mengajar siswa dalam rangka Isra Mi’raj.

Jemput bola

Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur Indra Setiawan mengemukakan kegiatan vaksinasi dinamis lansia di Kelurahan Pondok Kopi dilakukan dengan pengawasan ekstra ketat, tidak hanya dari daya tahan tubuh peserta, tapi juga mutu obat.

Vaksinasi itu merupakan yang perdana digelar di Jakarta Timur dengan memanfaatkan fasilitas umum seperti sekolahan untuk jemput bola pelayanan.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed