Jakarta, jurnalsumatra.com – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menjalin sejumlah kerja sama dalam upaya meningkatkan penyediaan energi bersih dan berkelanjutan khususnya di wilayah pedesaan dan terpencil, guna memenuhi target pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs).
Bersama Ministry of State Administration Republik Timor-Leste dan Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) di Indonesia dan Timor Leste, Kementerian ESDM meluncurkan inisiatif kerja sama peningkatan akses energi bersih bagi wilayah pedesaan dan terpencil melalui proyek Accelerating Clean Energy Access to Reduce Inequality (Access).
Dikutip dari laman Kementerian ESDM di Jakarta, Senin, dengan pendanaan senilai 18 juta dolar AS dari proyek selama empat tahun Korea International Cooperation Agency (KOICA), sekitar 20 ribu orang yang tinggal di daerah terpencil di Indonesia dan Timor-Leste akan memperoleh akses listrik dan air bersih yang berasal dari tenaga surya.
Proyek Access memberikan dukungan peningkatan akses ke sumber air yang aman dan andal dengan menggunakan energi terbarukan.
“Kami sangat menyambut baik inisiatif kerja sama ini, yang didukung pendanaannya oleh KOICA. Melalui Access, jumlah desa berlistrik dapat meningkat dan ini sejalan dengan program pengembangan energi terbarukan menuju target bauran energi nasional sebesar 23 persen pada 2025,” ungkap Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana.
Country Director KOICA Indonesia Office Jeong Hoe Jin menyebutkan pihaknya siap bekerja sama untuk kemitraan Access serta berkomitmen untuk memastikan akses ke energi bersih dan mengatasi masalah kesenjangan energi. Kerja sama tersebut di bawah kerangka Kerja sama Selatan-Selatan dan Segitiga antara Timor-Leste dan Indonesia, KOICA dan UNDP.
Sementara itu Kepala Perwakilan UNDP Indonesia Norimasa Shimomura mengatakan setiap orang di Indonesia harus memiliki akses listrik yang dapat diandalkan.
Namun, seiring dengan adanya perubahan iklim, harus dilakukan juga upaya menekan laju emisi CO2, dengan melakukan transisi ke sumber energi yang lebih bersih, efisien, dan bisa diperbaharui.
“Kami menghargai kemitraan dengan Kementerian ESDM dan KOICA untuk menyediakan pasokan listrik bersih yang sangat dibutuhkan bagi masyarakat terpencil di pulau-pulau kecil di Indonesia, terutama bagi komunitas yang sekarang menggunakan listrik dari tenaga diesel yang tidak berkelanjutan,” ujarnya.
Di Indonesia, Acesss akan dilaksanakan di 23 desa di empat provinsi, yaitu Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Timur, dan Kalimantan Tengah. Proyek ini akan membangun pembangkit listrik tenaga surya off-grid dengan kapasitas total 1,2 MW.
Komentar