Palembang, jurnalsumatra.com – Makasar International Writers Festival (MIWF) berkolaborasi dengan Proyek Rethinking Culture, Waseda University Tokyo mengelar Comic Talk yang merupakan alihwahana novel fantasi sejarah berjudul Alea And the Forgotten Empire yang diterbitkan Pena Nusantara tahun 2020 dengan tema menikmati “Kekayaan Warisan Budaya Sriwijaya Melalui Novel Fantasi dan Alihwahana Komik “, Ahad (28/2/2021) melalui aplikasi zoom.
Novel karya Jasmine Cha ini ini berkisah seorang gadis modern yang terpental ke masa lalu. Alea And The Forgotten Empire adalah sebuah cerita yang akan membawa imajinasi ke dunia yang tidak akan pernah kalian bayangkan sebelumnya. Kisah ini adalah sebuah perpaduan kisah sejarah dan juga fantasi mengenai sebuah dimensi yang tidak pernah diketahui oleh manusia.
Alea, seorang gadis yang memiliki kemampuan psikometri, tanpa sengaja terlibat dalam sebuah proyek penelitian artefak yang diduga berasal dari Swarnadwipa. Gadis itu pun tanpa sengaja terdampar ke akhir abad ke-8 dan bertemu Maharaja Balaputradewa. Alea, yang kebetulan juga menguasai banyak bahasa, didapuk oleh sang raja untuk menjadi satu dari penerjemah pribadinya. Berkat posisinya itu Alea berhasil memperkuat kerjasama Sriwijaya dengan Kekaisaran Tang dan Pala.
Namun, kisah Alea tidak semulus harapannya. Ia tidak bisa kembali ke masa depan sebelum memecahkan misteri mengenai keberadaan artefak yang ternyata merupakan sebuah cawan suci yang menentukan keberlangsungan tahta Balaputradewa di Bumi Sriwijaya. Di saat yang sama, Alea harus membantu sang raja untuk menghalau upaya jahat Nyai Gunting Alam-seorang penyihir kejam yang menginginkan tahta kadatuan. Apakah Alea berhasil memecahkan misteri cawan suci Dinasti Syailendra tersebut? Lalu apakah ia bisa kembali ke masa depan dengan selamat?
Dalam acara tersebut menghadirkan sebagai nara sumber Sultan Palembang, Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama, RM Fauwaz Diraja SH Mkn. Lalu Riela Provi Drianda selaku research yang juga asistant Professor Waseda University, Yudhi Soejoatmodjo selaku kurator-produser dapoer dongeng, Dania Sitadewi selaku storyboard dan juga Komikus.
Menurut Sultan Palembang, Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama, RM Fauwaz Diraja SH Mkn mengapresiasi novel ini dan berharap kedepan novel ini bisa menjadi film nasional . “ Sangat bagus sekali mudah-mudahan saja kedepan kita mendapatkan sponsor utama menjadikan ini film nasional, saya sangat setuju novel menjadi film nasional dari pada film Upin dan Ipin dan Film Boboy, “ katanya.
Komentar