oleh

Jembatan Desa Pagar Batu Terpanjang di Sumsel

Lahat, jurnalsumatra.com – Berdiri sekitar tahun 1960 an Jembatan Gantung Desa Pagar Batu Kecamatan Pulau Pinang, Kabupaten Lahat dengan bentang panjang 360 meter terbilang jembatan gantung terpanjang di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) yang memiliki 17 Kabupaten/Kota. Jembatan atau jeramba tersebut menjadi satu-satunya akses jalur darat dari masyarakat Desa Pagar Batu menuju Kota Lahat, sebab hanya dengan jembatan inilah bisa masuk menuju ke Desa yang ada.

Warga desa sudah terbiasa melintasi jembatan gantung menggunakan motor tanpa ada rasa takut atau khawatir akan jatuh dari jembatan, namun bagi warga luar desa yang belum terbiasa harus ekstra berhati-hati serta harus mampu nyali besar bisa melintasi jembatan gantung tradisional yang terbuat dari rangkaian kayu yang diikat dengan seutas tali besi. Di bawah jeramba mengalir sungai Lematang. Jeramba gantung ada di jarak 15 meter dari permukaan sungai.

Kepala Desa Pagar Batu Sepriadi mengakui kalau jembatan gantung di desa yang ia pimpin tersebut dinilai banyak orang luar sebagai jembatan terpanjang di Sumsel, namun dirinya sendiri berkeyakinan jika jembatan gantung ini merupakan jembatan terpanjang.

“Panjangan saja 360 meter dengan empat (4) tiang penyangga sedangkan saat saya pernah keluar daerah kebanyakan jembatan gantung panjang tidak seperti desa kita ini yang mencapai 300 an meter,” ungkapnya, pada Sabtu (27/02/2021). Jadi wajar saja lanjut Kades, apabila warga dari luar menilai jika jembatan gantung Desa Pagar Batu ini terpanjang di Provinsi Sumsel.

Kades sendiri menyebut jembatan gantung yang menjadi akses utama Desa ini sudah berumur sekitar 60 tahunan dan jembatan ini menjadi satu-satunya jalan keluar Desa.  “Memang dulu pernah putus jembatan gantung ini pada tahun 1979 sewaktu sungai lematang meluap besar,” ucapnya.

Tentu saja masih di katakan Kades, saat jembatan putus akses desa sempat putus dan terisolir namun masih bisa beraktivitas dengan menggunakan rakit untuk menyebrang sungai lematang.  “Bisa kembali digunakan warga desa jembatan gantung waktu itu warga bergotong royong memperbaiki jembatan gantung,” ujarnya.  Ditempat sama, salah satu warga Desa Pagar Batu Saidin (64) menjelaskan, putus jembatan gantung Desa Pagar Batu ini bisa dibangun kembali melalui gotong royong warga desa.

“Waktu itu jembatan gantung sempat putus dan dibangun kembali dizaman Riye (Kepala Desa), zaman Riye Samin, Madri dan Zainal,” ungkapnya.  Berhasil dibangun kembali pada zaman itu sempat tiga kali berganti kepala pemerintahan desa. “Saya ingat betul jika zaman Tiga Riye itulah jembatan gantung desa kami ini bisa berdiri kembali,” jelasnya.  Lebih jauh Saidin mengatakan, sebelum adanya jembatan gantung sebagai akses utama, warga di desa untuk keluar desa menggunakan lanting (perahu bambu), perahu dan ketek (perahu yang menggunakan mesin).

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed