Yogyakarta, jurnalsumatra.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Yogyakarta hingga saat ini mencatat sudah melakukan 244 pemakaman dengan prosedur COVID-19 sejak mendapat mandat untuk melakukan tugas tersebut pada 26 Agustus 2020.
“Pemakaman dengan prosedur COVID-19 ini dilakukan berdasarkan rekomendasi dari rumah sakit. Proses pemakaman pun dilakukan secara khusus untuk meminimalisasi potensi penularan,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta Nur Hidayat di Yogyakarta, Selasa.
Pemakaman dengan prosedur COVID-19 tidak hanya berlaku untuk pasien terkonfirmasi positif yang meninggal dunia, tetapi juga pasien yang dirawat di rumah sakit dengan diagnosa mengalami infeksi saluran pernafasan akut, pneumonia, dan penyakit saluran pernafasan lain.
Pemakaman tersebut dilakukan karena biasanya pasien dengan gejala penyakit saluran pernafasan akan menjalani uji usap dan terkadang hasil uji usap belum keluar, tetapi pasien sudah meninggal dunia.
“Karena kondisi tersebut, rumah sakit pun merekomendasikan pemakaman dengan prosedur COVID-19,” katanya.
Menurut dia, proses pemakaman dengan prosedur COVID-19 tidak selalu berjalan dengan lancar karena terkadang masih ada penolakan dari warga di sekitar lokasi pemakaman dan tim harus memindahkan jenazah ke lokasi pemakaman lain.
Guna mengantisipasi agar kejadian serupa tidak terulang, Nur mengatakan terus melakukan sosialisasi dan pendekatan ke masyarakat melalui pengurus kampung tangguh bencana (KTB) yang ada di wilayah.
“Jenazah yang dimakamkan dengan prosedur COVID-19 tidak akan menularkan virusnya. Tidak ada buktinya bisa menyebarkan virus. Kami juga melakukan pendekatan secara sosial kemasyarakatan,” katanya.
Selain itu, sosialisasi juga dilakukan untuk memberikan informasi agar masyarakat tidak terlibat terlalu dekat dengan tim saat dilakukan proses pemakaman agar warga aman dari potensi penularan.
BPBD Kota Yogyakarta memiliki enam tim pemakaman prosedur COVID-19 dengan masing-masing tim beranggotakan tujuh orang.
“Maksimal kami bisa melakukan pemakaman lima kali dalam sehari. Jika lebih dari itu, maka kami akan meminta bantuan ke tim lain seperti BPBD DIY atau PMI,” katanya yang pernah menerima permintaan hingga tujuh kali pemakaman dalam sehari.
Selama menjalankan tugas pemakaman dengan prosedur COVID-19, Nur mengatakan anggota tim dalam kondisi yang baik dan sehat. “Dari uji usap terakhir, seluruh anggota tim menunjukkan hasil negatif COVID-19,” katanya.(anjas)
Komentar