“ Di hotel Bumi Asih ada beberapa nara sumber, salah satunya aku nara sumber , yang pertama kali mengkaji tentang prasasti Talang Tuo 684 Masehi, di Talang Tuo itu disebutkan , kalau sekarang Walikota menanam, Gubernur menanam, Presiden menanam , Raja Sriwijaya sudah menanam di 684 Masehi, diantaranya kelapa, aren, sagu, bambu-bambu dan tumbuhan-tumbuhan lain yang berguna, yang bisa di manfaatkan bagi mahluk hidup baik yang bergerak maupun menetap, itu dalam agama Budha itu disebut sebagai Dharma,” katanya.
Menurut salah satu bangsawan Palembang Husin Natodirajo sempat ditanya sejarawan Palembang Mansyur tentang sejarah pempek , dijawab Husin Natodirajo kalau pempek itu adalah bekal dari pasukan Sriwijaya . “ Akhirnya itu kita rumuskan tentang sejarah itu sekaligus mengkoreksi sejarah pempek di wikipedia, itu adalah fakta alam dan fakta sejarah, fakta budaya lainnya itu wong Palembang dari masa Kesultanan Palembang dulu masuk Akil Baliq itu didik menjadi ibu yang baik, kalau wong Palembang tidak bisa masak tidak kena lamar, pasti tidak dapat laki dia, jadi wong Palembang rata-rata bisa memasak, karena bisa masak dia kreatif, jadi mengolah bahan , paling banyak makanan kito di Palembang ini , selain pempek ada kue lapan jam , ada maksuba, segala macamitu lahir dari dapur Palembang, jadi fakta budaya ini kreativitas ini muncul kita menyakini itu lahir dari dapur Palembang, jadi fakta budaya ini , kreativitas ini muncul kita meyakini itu lagi dari dapur Palembang,” katanya.
Selain itu menurutnya di awal-awalnya orang menjual pempek adalaj orang Palembang tetapi yang memasarkan pertama kali pempek menurutnya mungkin apek-apek di tahun 1916 bukan abad 16 disekitar Masjid Agung ada yang menyebut guguk pengulon ada menyebut guguk Kraton.
“ Disekitar situ ada orangnya dipanggil apek-apek, tapi aku idak yakin apakah apek-apek itu memang dari Tiongkok atau orang kita seperti apek-apek atau orang Cina yang sudah Islam, sebab kalau orang Cina yang buat pempek dari awal, itu tidak mungkin orang Palembang beli atau orang Palembang membuatnya dan si Apek tadi ngedarkenyo,” katanya.
Selain itu menurutnya pempek sebagai identitas budaya Palembang sudah fakta dan sudah terdaftar menjadi WBTB 2014 dan sekarang sudah ada tim dan dirinya termasuk dalam tim tersebut untuk mengusulkan pempek sebagai warisan budaya dunia ke Unesco.
“ Karena itu kegiatan-kegiatan seperti ini penting dilakukan untuk mendukung itu , dan hari ini alhamdulilah ibu Kadis sudah datang keseni dan aku kiro sesuai dengan tupoksi kebudayaan meluruskan sejarah dan kemudian mendukung pempek menjadi warisan dunia berdasarkan ini , ini salah satu dukungan kita kebudayaan di kota Palembang ,” katanya
Komentar