oleh

Disbud Palembang Sosialisasikan Sejarah Pempek  Ke Masyarakat

Dan hari ini pihaknya sosialisasikan hal ini dengan pihak pempek Sentosa untuk ikut berkerjasama mensosialisasikan  hal ini kepada masyarakat. “ Pada umumnya masyarakat kita tahu  tentang pempek tapi dia tidak tahu sejarahnya apa pempek itu , inilah salah satunya peran dan tugas  Dinas Kebudayaan kota Palembang,” katanya. Apalagi menurutnya sekarang pempek sudah menjadi ikon , alangkah sayangnya masyarakat Palembang tidak tahu sejarah pempek, bagaimana cara pembuatannya  danb bagaimana asal –usulnya .

“ Ini yang harus kita sama –sama dengan pengusaha pempek, sejarawan dan budayawan  supaya ini bisa diketahui dan di mengerti oleh masyarakat, masak kita yang punyak barang tapi tidak bisa menjawabnya ,” katanya. Karena itu pihaknya terus melakukan edukasi kepada masyarakat terutama mengenai  sejarah pempek.   Budayawan kota Palembang Vebri  Al Lintani mengatakan, pempek  dinilainya sangat istimewa bagi warga Palembang  dimana pempek menjadi makanan pokok kedua  setelah nasi. “ Jadi kalau lihat perkembangan pempek dari tahun 80 an kesini, 80 an ke bawah, pempek itu  pemasarannya masih sedikit-sedikit tapi perkembangan itu  pesat, “ katanya.

Di masyarakat Palembang menurutnya di lebaran misalnya, dulu orang selalu bertanya ketupat, sekarang sudah pempek dimana bukan hanya orang etnik Palembang  tapi seluruh orang  yang berdomisili di Palembang membuat pempek saat lebaran . “ Begitu jugo warung-warung pempek , toko pempek mau lebaran kehabisan bahan terus dan sangat repot, berarti pempek sudah sangat populer dan dia menjadi salah satu identitas  di Palembang, disebut identitas itu, kalau  ada kata Palembang  orang inget pempek, tapi kalau ada pempek orang  ingat Palembang ,” katanya.

Dari identitas tersebut menurutnya ada sejarah , dan para penggiat budaya  sudah menggali sejarah-sejarah itu . “ Pertama yang di tulis di wikipedia itu keliru, intinya di wikipedia itu mengatakan bahwa pempek ini memanfaatkan bahan ikan yang berlimpah diolah ditepian Sungai Musi menjadi pempek  dan itu dari Cina yang mengolah itu, kedua memasarkan pempek abad 16 pakai sepeda, itu apek-apek , abad 16  belum ada sepeda di Palembang, itu masih sungai, semuanya sungai , Belanda buat jalan abad 18 , jadi jauh itu ,” katanya.

Dalam Wikipedia, lanjut Vebri, pada abad 16 semasa Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II itu keliru, dimana SMB II  diasingkan ke Ternate tahun 1821 abad 18 bukan abad 16. “ Jadi wikipedia itu sumbernya dongeng, jadi ada tulisan kawan, cerita rakyat sekumpulan cerita rakyat kawan tuh sudah di Jawa sekarang  dimasukkan di wikipedia , tapi itu  sudah di koreksi, aku berkali-kali mengoreksi wikipedia,” katanya. Ditahun 2014, Sumatera Selatan (Sumsel) menurutnya mengajukan pempek sebagai warisan budaya tak benda (WBTB) dari Palembang .

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed