Palembang, jurnalsumatra.com – Guna meluruskan sejarah pempek yang ternyata masih ditulis secara keliru oleh masyarakat, maka Dinas Kebudayaan (Disbud) Kota Palembang mensosialisasikan sejarah pempek yang sudah di akui sebagai menjadi Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) dari kota Palembang pada tanggal 17 Oktober 2014 lalu ke masyarakat kota Palembang , kali ini rombongan melakukan sosialisasi di Pempek Sentosa di Jalan DI Panjaitan Palembang, Jum’at (19/2/2021).
Turut hadir Kepala Dinas Kebudayaan Kota Palembang Hj Zanariah Sip Msi didampingi Muttaqin SH selaku Kasi Tradisi & Adat Dinas Kebudayaan Kota Palembang dan Isnayanti Syafrida selaku Kasi Kesenian Dinas Kebudayaan Kota Palembang, owner Pempek Sentosa, Abdul Rozik, budayawan kota Palembang Vebri Al Lintani.
Dalam kesempatan tersebut diserahkan banner sejarah pempek yang dibuat pihak Dinas Kebudayaan Kota Palembang, diserahkan dari Kepala Dinas Kebudayaan Kota Palembang Hj Zanariah Sip Msi kepada owner Pempek Sentosa, Abdul Rozik. Kepala Dinas Kebudayaan Kota Palembang Hj Zanariah Sip Msi mengatakan, kegiatan hari ini pihaknya tidak lain ingin meluruskan masalah sejarah pempek.
“ Kalau kemarin-kemarin khan pempek masih dibuat oleh orang Cina , walaupun sekarang juga tetapi asalnya itu murni dari Palembang , itu tampak di WBTB tahun 2014 kemarin ,” katanya. Selain itu pihaknya sengaja menyerahkan banner seperti ini ke toko-toko pempek sehingga masyarakat tahu sejarah pempek Palembang yang benar. “Kita hanya mencontohkan kalau mau menanyakan lagi ,apakah benar pernyataan ini ya, silahkan ke Dinas Kebudayaan ,” katanya. Kedepan menurutnya pempek tetap menjadi ikon kota Palembang , pihaknya akan mendorongnya menjadi warisan budaya tak benda yang didaftarkan ke Unesco
Sedangkan Muttaqin SH selaku Kasi Tradisi & Adat Dinas Kebudayaan Kota Palembang menambahkan, hari ini Dinas Kebudayaan kota Palembang melakukan sosialisasi tentang pempek dimana menjadi WBTB tahun 2014 lalu .
“ Disamping itu juga banyak yang kami usulkan, ada tujuh yang kami usulkan , pertama masalah tepung tawar, selendang munawaroh, rumah rakit, burgo, banyak lagi, termasuk kapal telok abang yang terakhir , ini wujud kepedulian dinas kebudayaan pertama untuk meluruskan sejarah itu sendiri tentang pempek kemudian inilah artinya dari hasil WBTB ini di sosialisasikan kemudian dari ini nanti diusulkan oleh provinsi dan budayawan itu menjadi ikonnya Unesco untuk menetapkan menjadi warisan dunia tentang pempek ini,” katanya.
Komentar