Selama status darurat berlaku, pemerintah junta militer Myanmar sempat memutus sambungan telepon dan Internet di beberapa daerah, menutup bandara, dan membatasi akses keluar masuk di perbatasan.
Namun, berbagai pembatasan yang berlaku tidak menghentikan massa untuk turun ke jalan memprotes kudeta militer.
Ribuan warga, mulai dari kelompok buruh, pegawai negeri sipil, tenaga kesehatan, mahasiswa, dan aktivis muda, menggelar aksi damai menolak kudeta militer serta menuntut otoritas setempat mengembalikan kekuasaan ke pemerintahan yang terpilih secara demokratis.(anjas)
Komentar