Surabaya, jurnalsumatra.com – Komisi C Bidang Pembangunan DPRD Kota Surabaya menyarankan pihak Rumah Sakit (RS) Siloam mencari lahan lain untuk keperluan pengembangan RS khusus pasien COVID-19 di luar kawasan mal City of Tomorrow (CITO).
Ketua Komisi C DPRD Surabaya Baktiono di Surabaya, Rabu, mengatakan untuk saat ini, baik pihak swasta maupun pemerintah yang akan membangun rumah sakit khusus penanganan COVID-19 itu sangat bagus, karena turut berperan serta dalam penanggulangan COVID-19, apalagi anggaran COVID-19 sesuai Perpu No1 tahun 2020 ditanggung oleh pemerintah.
“Apalagi, rumah sakit swasta maupun pemerintah sudah penuh dan kasus COVID-19 semakin meluas. Jika ada pihak swasta yang ingin mengoperasikan RS khusus COVID-19, patut mendapatkan apresiasi,” katanya.
Hanya saja, lanjut dia, permasalahannya, RS Siloam mengoperasikan rumah sakit khusus COVID-19 yang bangunannya berada di tengah-tengah pemukiman warga, khususnya warga yang sudah lama tinggal di apartemen dan satu manajemen dengan mal CITO.
Baktiono mengatakan RS Siloam yang merupakan anak perusahaan besar bukan hanya di Indonesia, tapi juga di luar negeri, yaitu Lippo Group. Jika mau membangun rumah sakit khusus COVID-19, sebaiknya di tempat yang baru, bukan di Mal CITO.
“Kan masih banyak lahan di Surabaya yang kosong, di sekitar Jl Juanda misalnya. Atau Lippo Group bisa akuisisi rumah sakit yang tidak operasional lagi, seperti Internasional Hospital di daerah PTC Surabaya Barat,” kata politikus PDIP ini.
Baktiono menjelaskan bangunan di Mal CITO seyogyanya sebagian untuk hunian apartemen, dan satu lagi untuk hotel, sehingga banyak warga yang sudah membeli unit room di situ. Warga atau pembeli unit apartemen CITO Mal tentu sangat senang jika huniannya berdampingan dengan hotel.
“Tapi, tiba-tiba manajemen RS Siloam mengubah hotel jadi RS COVID-19. Ini jelas penyalahgunaan peruntukan, dari hotel menjadi rumah sakit. Jadi kami minta Siloam dalam hal ini Lippo Group harus kembali ke kesepakatan awal,” katanya.
Head of Public Relations Siloam Danang Kemayan Jati sebelumnya dalam keterangan pers mengatakan bahwa secara fisik RS Siloam CITO sudah dipersiapkan sejak tahun 2014.
Saat ini fasilitasnya sudah lengkap dan siap beroperasi. Hal itu sesuai arahan Menteri Kesehatan agar sebagian kamar di rumah sakit tersebut nantinya akan digunakan untuk perawatan pasien COVID-19.
Kendati berada di kawasan CITO, Danang menegaskan bahwa manajemen, fasilitas, akses, dan sistem pembuangan limbah medis RS Siloam terpisah dari pusat perbelanjaan dan apartemen.(anjas)
Komentar