Namun di saat tren positif yang menaungi perfilman nasional, musibah pandemi COVID-19 datang tanpa diduga. Lukman mengatakan bahwa pandemi ini juga sempat membuat proses produksi film yang sudah direncanakan tidak dapat dijalankan.
Lukman juga mengatakan bahwa jumlah partisipasi film Indonesia yang mengikuti ajang tertinggi bagi insan perfilman itu jauh menurun dibandingkan tahun lalu akibat dampak pandemi.
Belum lagi penutupan gedung bioskop guna mencegah penyebaran virus corona juga semakin memperburuk keadaan. Hal ini juga yang kini menurut Lukman Sardi menjadi tantangan bagi para pelaku industri film.
Lukman menyebut pelaku industri film kini mencoba mencari alternatif lain untuk mengenalkan karya produksi film mereka, salah satunya melalui platform streaming.
“Walaupun awalnya sempat kaget tapi sekarang bisa berjalan pelan-pelan. Platform ini bisa membantu film Indonesia untuk tetap bisa berkembang dan berjalan di masa pandemi sekarang ini,” kata Lukman Sardi.
Nasib tak jauh berbeda juga terjadi di sektor musik. Menurut Ketua Asosiasi Promotor Musik Indonesia (APMI) Dino Hamid, menyebut bahwa pada tahun 2020 banyak acara musik yang terpaksa batal diselenggarakan.
Meski demikian, tidak sedikit juga dari promotor yang akhirnya beradaptasi dengan menggelar pertunjukan musik secara virtual atau dengan menggunakan konsep drive-in dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.
Dino Hamid menambahkan bahwa selama ini para promotor musik juga masih berjuang dalam mendapatkan izin menggelar pertunjukan musik di masa pandemi.
Lebih lanjut, Dino menilai bahwa di tahun 2021 ini para promotor musik juga masih akan melakukan adaptasi baru dalam menggelar pertunjukan musik sama seperti di tahun 2020 lalu.
Peran negara
Lalu bagaimana dengan peran negara dalam melindungi para pekerja industri kreatif yang merasakan dampak dari pandemi COVID-19 dalam waktu kurang lebih setahun terakhir.
Pemerintah sendiri melalui Kemenparekraf tidak tinggal diam dalam menangani dampak pandemi khususnya di sektor industri kreatif ini.
Kemenparekraf beberapa kali mengajak dialog para pelaku industri kreatif untuk mempererat sinergi dan membangkitkan kembali sektor ekonomi kreatif di Indonesia yang terkena dampak pandemi.
Selain itu, Kemenparekraf juga melaksanakan berbagai pelatihan dan webinar yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan baru bagi masyarakat dan ekonomi kreatif.
Kemenparekraf juga telah menyusun buku panduan protokol kesehatan berbasis CHSE (Cleanliness, Healthy, Safety, and Environmental Sustainability) di berbagai sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang dapat diunduh secara gratis oleh masyarakat di situs www.kemenparekraf.go.id.
Komentar