oleh

Melihat gaya Jenderal Polisi Listyo Sigit rangkul ormas Islam

“Ia (Listyo Sigit) bisa memetakan secara baik bagaimana situasi sosiologi masyarakat Indonesia. Memilih untuk bersilaturahim ke Rabithah Alawiyah pada awal masa jabatannya adalah langkah yang cukup taktis,” kata Alhabsy.

Menurut dia, Rabithah Alawiyah adalah ormas yang anggotanya dzurriyah atau keturunan Rasulullah SAW sehingga banyak yang dihormati masyarakat.

Hal itu, kata dia, menunjukkan pengganti Jenderal Polisi Idham Aziz itu sangat paham tokoh-tokoh Islam yang menjadi kunci. “Pesan yang disampaikan pun tepat, yaitu meminta agar Rabithah Alawiyah membantu supaya pesan kamtibmas dari Kepolisian bisa tersampaikan kepada umat dengan bahasa-bahasa yang mudah dipahami,” kata politisi PKS itu.

Ia berharap langkah pada awal masa jabatan pemimpin Kepolisian Indonesia bisa membawa sinergi yang baik antara ulama, umara dan polisi.

Menurut dia, sinergi yang baik antara ulama dan umara akan dapat memberikan perlindungan, pengayoman, pelayanan kepada masyarakat sehingga keamanan dan ketertiban masyarakat terpelihara dengan baik, kata ketua Mahkamah Kehormatan Dewan DPR itu.

Bawa kesejukan
Senada dengan itu, Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis Kepolisian Indonesia, Edi Hasibuan, melihat silaturahmi jenderal polisi yang berkarir lama di reserse ini dengan PB NU akan membawa kesejukan bagi masyarakat Indonesia, terutama masyarakat muslim.

“Gaya komunikasi yang dilakukan kepala Kepolisian Indonesia ini sangat menyejukkan masyarakat. Apalagi Kapolri yang datang berkunjung ke Kantor PB NU,” kata Hasibuan.

Ia berujar hasil kesepakatan Sigit dan Siradj selanjutnya akan diikuti seluruh jajaran Kepolisian Indonesia dan NU di kewilayahan karena baik polisi maupun NU memiliki organisasi hingga ke tingkat kecamatan.

“Silaturahmi ini merupakan upaya strategis dalam membangun kamtibmas yang kondusif. Kita semua berharap silaturahmi Kapolri ini dapat membangun sinergitas antara ormas Islam dengan Kepolisian Republik Indonesia sehingga dapat mencegah penyebaran paham-paham radikal yang mengatasnamakan agama,” kata mantan anggota Komisi Kepolisian Nasional ini.

Ia meneruskan, “Juga melalui pesan-pesan yang disampaikan oleh para ulama dan habib dalam dakwah, umat Islam diharapkan dapat lebih menjaga ketertiban dan keamanan bersama Kepolisian Indonesia.”

Melalui slogan barunya, Kepolisian Indonesia Presisi (Prediktif, Responsibilitas dan Transparansi Berkeadilan) diharapkan korps penegak hukum ini bisa meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat serta bekerja secara lebih profesional dan transparan sehingga dapat tercipta suatu keadilan hukum bagi seluruh masyarakat.(anjas)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed