oleh

Digitalisasi untuk menurunkan angka “stunting”

Kemudian perlu pemantauan secara digital; pelatihan dan penyiapan dosen sebagai advokator, promotor dan edukator serta mahasiswa sebagai pendamping di lini keluarga atau pasangan pengantin dan ibu hamil; serta sistem intervensi dan mekanisme kerja dengan menerapkan inovasi yang sesuai dan pendampingan kepada keluarga sasaran, termasuk oleh dosen dan mahasiswa.

Aplikasi Gizi Digitalisasi merupakan suatu keniscayaan, salah satunya dalam upaya mencari solusi bagi persoalan stunting.

Salah satu yang kini dikembangkan adalah aplikasi atau program perangkat lunak cek status gizi online yang dimaksudkan untuk memudahkan setiap orang mengecek dan memantau status gizi secara daring tanpa bayar.

Perangkat cek status gizi online diinisiasi dan dikembangkan oleh Prof Dr Hardinsyah MS, sebagai guru besar Ilmu Gizi Fema IPB University bersama Tim IT Linisehat, dimana program berbasis web dan dalam waktu dekat segera tersedia sebagai aplikasi di playstore serta dapat diakses di cekstatusgizi.linisehat.com.

Dengan menjawab beberapa pertanyaan di layar komputer atau telepon selular secara akurat, maka dalam hitungan detik seseorang dapat mengetahui dan melihat hasil dari cek status gizi, apakah termasuk normal, gizi kurang, atau gemuk, serta rekomendasi yang dianjurkan tentang berat badan normal dan ideal, termasuk bagi remaja, pasangan pengantin dan ibu hamil.

Berapa tambahan berat badan normal bagi ibu hamil setiap bulan dapat diketahui dengan cepat dan apakah sudah dicapai seorang ibu hamil atau belum untuk mencegah bayi lahir stunting. Ini sangat relevan dengan program percepatan penurunan stunting yang berfokus pada pasangan pengantin dan ibu hamil.

Selain memberikan layanan cek status gizi, Cek Status Gizi Online juga memberikan edukasi dan konsultasi gizi oleh nutrisionis dan dietisien. Ke depan para nutritionis dan dietisien Indonesia diharapkan dapat menggunakan aplikasi ini sekaligus menjadi relawan edukasi dan konseling gizi.

Langkah ini sekaligus sebagai bentuk peran perguruan tinggi yang diharapkan mampu mengembangkan sistem pendidikan yang memungkinkan mahasiswa dan dosen dapat berkiprah secara terstruktur dan berkelanjutan mengembangkan dan menerapkan inovasi, melakukan advokasi dan pendampingan kepada pemerintah daerah, desa, dan keluarga sasaran.

Dari segi edukasi gizi dan suplai pangan, memang perlu upaya peningkatan konsumsi pangan sumber protein, seperti telur, ikan, daging, susu, tahu dan tempe, serta peningkatan konsumsi buah yang penting bagi remaja, pasangan pengantin baru, dan ibu hamil untuk mencegah stunting sejak dini.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed